JAKARTA – Wajah langit tampak muram. Udara mendadak pengap. Aroma tanah menguap ke udara. Menyelinap ke dalam rongga hidung pertanda akan turun hujan.
Dari kejauhan pasukan penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) tampak sibuk. Mereka menyiapkan alas kardus bagi pengunjung Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang hendak lalu lalang mengurus keperluannya.
Ya, kardus itu untuk alas agar mereka yang keluar masuk kantor kelurahan tidak mengotori lantai karena jalan yang basah dan becek. Mengingat Desember merupakan musim hujan.
"Biar bersih kakinya, tidak kotor ke lantai," kata Ahmad Afifi, salah seorang pasukan oranye, saat Okezone temui di lokasi.
Afifi merupakan satu dari 75 anggota pasukan oranye yang ada di Kelurahan Cipedak. Hari ini ia bersama rekan satu profesinya Adi mendapat giliran menjaga kebersihan di sana.
Tugasnya jelas memastikan agar sarana dan prasarana yang ada di kelurahan tetap terjaga kebersihannya. Afifi telah sejak pagi bekerja, kurang dari 30 menit lagi akan digantikan oleh rekannya yang masuk sore.
Di Kelurahan Cipedak, pasukan oranye dibagi dalam tiga sif. Ada yang masuk pagi pukul 07.00 WIB, siang pukul 11.00 WIB, dan malam pukul 07.00 WIB. Semuanya diawali dengan apel pasukan.
Sebagai petugas kebersihan, Afifi sangat senang. Bukan karena mendapat upah yang lumayan tinggi mengikuti UMP DKI Jakarta, melainkan kebersihan sudah menjadi bagian hidupnya. Dalam bahasa sekarang dikenal sebagai "passion".
"Saya sih enak karena rumah saya di sini, terus yang saya bersihin lingkungan saya sendiri. Saya mah dukanya enggak ada. Senang saja karena ini kan saya menjaga kebersihan, enak saja. Kalau dukanya apa ya, kerja capek ya wajar, kan kerja," tuturnya sambil tersenyum.
Di musim hujan seperti saat ini, Afifi juga tidak merasakan hambatan berarti. Di sisi lain, kawasan Kelurahan Cipedak memang bukan lokasi rawan banjir. Hanya, ia mengaku sudah tiga kali mengganti ponsel karena terkena air dalam bertugas. Namun, itu semua bukan hambatan.