Nybroe menambahkan, "tidak bisa meminta maaf atas sesuatu yang kami pikir tidak salah ... Sejauh yang saya lihat, ada dua jenis pemahaman budaya di sini."
Penerbitan kartun bendera itu membuat marah China dan menuntut agar Jyllands-Posten meminta maaf dan bertobat.
Kedutaan Besar China untuk Denmark, dalam sebuah pernyataan menyebut penerbitan kartun bendera yang telah diubah dengan mikroskopis virus korona jenis baru, itu telah menghina hati nurani manusia.
Pada September 2005, Jyllands-Posten menerbitkan 12 kartun Nabi Muhammad, yang menyebabkan kemarahan luas di kalangan umat Islam, yang umumnya berpendapat bahwa penggambaran Muhammad adalah penistaan, dan sering memicu protes keras.
(Rachmat Fahzry)