MANILA – Filipina memulangkan 445 warganya dari kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama Jepang, setelah dikarantina karena virus korona atau Covid 19.
Pesawat pertama membawa 309 warga Filipina yang bekerja sebagai kru Diamond Princess dan tiba di Clark, Pampanga pada pukul 10.10 malam, Selasa 25 Februari 2020.
Sementara pesawat kedua yang membawa 136 penumpang kapal mendarat sekitar pukul 12.12 siang keesokan harinya.
"Setelah mendarat, semua repatriat, serta anggota tim repatriasi DFA dan DOH (Kemenkes Filipina), dan kru penerbangan dibawa ke Desa Atlet di New Clark City, Tarlac untuk program karantina 14-hari," kata Kemenlu Filipina (DFA) dalam sebuah pernyataan mengutip Phil Star, Rabu (26/2/2020).
Sebanyak 538 awak kapal dan penumpang Filipina berada di dalam kapal Diamond Princess, 80 di antaranya dinyatakan positif Covid-19 dan telah dirawat di rumah sakit Jepang.
Baca juga: Kapan Kami Dijemput? Kepulangan WNI di Kapal Diamond Princess Belum Jelas
Baca juga: WNI di Diamond Princess Merasa Dibunuh Pelan-Pelan, Menkes Kirim Tim Trauma Healing
Tanggal kepulangan lebih dari 400 warga Filipina pada awalnya ditetapkan pekan lalu, tetapi Satuan Tugas Antar-Lembaga untuk Penyakit Menular yang Muncul memutuskan untuk memindahkan jadwal evakuasi "karena banyak kehati-hatian dengan tujuan menjaga kesehatan dan keselamatan" orang Filipina di luar negeri di atas kapal.
As of the moment, 6 out of 11 buses have already picked up repatriates and will bring them to the quarantine facility.@teddyboylocsin #DFAinACTION#AssistancetoNationals pic.twitter.com/MNHVrZiMUC
— DFA Philippines (@DFAPHL) February 25, 2020
Diamond Princess dikarantina pemerintah Jepang pada 5 Februari setelah seorang penumpang yang turun di Hong Kong dinyatakan positif Covid-19. Sementara penumpang dikurung di kabin mereka, banyak anggota kru tidak terisolasi karena mereka dibutuhkan untuk menjalankan operasional kapal.
Setidaknya sampai saat ini empat orang telah meninggal karena terinfeksi virus korona di Diamong Princess.
Sementara itu, pada Senin 24 Februari, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah tidak ingin gegabah dengan langsung mengevakuasi WNI di Diamond Princess.
"Kalau semau sendiri, bisa membentuk episentrum baru. Tidak boleh. Saya harus berusaha kita pemerintah itu menjaga yang 260 juta ini tetap bisa survive sembari kita melakukan tindakan-tindakan untuk juga menyelamatkan masyarakat kita yang ada di Jepang," kata Terawan kepada wartawan di lingkungan Istana Kepresidenan saat itu.
"Tapi prosedur dan tata caranya jangan mengikuti apa yang mereka inginkan, hanya sekedar secepatnya saja. Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," tambahnya.
Ada 78 WNI yang bekerja sebagai kru di kapal Diamond Princess, 9 di antaranya sudah terjangkit virus korona, dan dirawat di rumah sakit di Chiba, Jepang.
(Rachmat Fahzry)