"Ini yang jahit ada 27 orang. Kemudian yang bagian motong kain dan motong pola ada 8 orang. Sedangkan yang bikin ritsleting dan pernak-pernik lainnya ada 10 orang. Semuanya relawan yang sebelumnya pernah ikut pelatihan menjahit," ucap salah satu instruktur bernama Nurul Hidayati.
Ia mengatakan, kebutuhan APD sangat tinggi sehingga sulit didapat di pasaran. Oleh karena itu, memproduksi APD sendiri bisa menjadi solusi tanpa harus menunggu bantuan.
APD hasil produksi ini akan dikirim ke RSUD. Kemudian juga akan diberikan kepada paramedis puskesmas.
(Hantoro)