Seorang pria kemudian mempertanyakan bahwa BLT tersebut bersumber dari dana desa. Bupati Sehan Landjar mengamini bahwa BLT memang berasal dari dana desa, namun prosesnya panjang.
"Iya dana desa, prosesnya kan panjang. Loh kalo 4.700 emangnya Bank Sulut ada buku rekening sebanyak itu," tegasnya.
Sehan Landjar mengaku bingung jika ada penerima BLT tapi tidak mendapat bansos terkait Covid-19. Padahal, kata dia, penerima BLT yang saat ini justru paling membutuhkan bantuan.
"Marah sekali kita ini. Kita bingung. Bagaimana kita mau bagi beras ini, dorang dapat BLT. Sekarang yang lain-lain sudah terima, yang BLT ini lapar. Dia yang paling miskin sekarang. Uangnya engga tau mau kucur kapan," ucapnya.
Ia menyayangkan ada pihak-pihak yang menggenaralisir bahwa semua kepala desa seolah-olah memotong bantuan dari pemerintah pusat. Seharusnya, katanya, pemerintah pusat mengambil kebijakan diskresi agar polisi ataupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengawal penyaluran bantuan itu.