OUAGADOUGOU – Warga Muslim Burkina Faso pada Minggu (3/5/2020) memadati masjid-masjid di Ibu Kota Ouagadougou melakukan salat dengan jarak berdekatan, kebanyakan tak mengenakan masker, setelah pemerintah mencabut perintah penutupan.
Pihak berwenang Burkina Faso memerintahkan masjid untuk ditutup pada Maret untuk mencegah pertumbuhan wabah virus corona baru di negara Afrika Barat itu. Hingga Minggu, Burkina Faso telah mencatat 652 kasus yang telah dikonfirmasi dan 44 kematian terkait Covid-19, penyakit yang disebabkan virus tersebut.
Tetapi perintah penutupan masjid itu menghadapi penentangan, khususnya selama bulan suci Ramadhan yang sedang berjalan. Pada Sabtu (2/5/2020) sekira 100 orang memprotes di luar kantor Federasi Asosiasi Islam Burkina (FAIB) untuk menuntut penarikan perintah penutupan itu.
FAIB, yang bertindak sebagai perantara antara pemerintah dan Muslim, kemudian mengatakan bahwa pemerintah telah mencabut perintah tersebut, dengan ketentuan bahwa jamaah mengenakan masker dan menghormati jarak fisik dan pembatasan kesehatan lainnya.
Namun seorang wartawan melaporkan, di Masjid Pusat Gerakan Sunni Burkina Faso, pada Minggu, ratusan jamaah berkumpul di ruang sempit untuk shalat.
"Kita tidak bisa berada di rumah Allah dan memaksakan hukum kita sendiri," kata Talla Beye, 40, seorang penjual perhiasan yang datang untuk shalat, sebagaimana dilansir Reuters.
Dan beberapa orang mengenakan masker di masjid terbesar Ouagadougou.
“Tuhanlah yang membawa penyakit dan siapa yang akan melindungi kita. Masker atau tidak, Tuhan sudah memegang kendali,” tambahnya.