Saat ini, kata Harif, tenaga perawat di Indonesia masih cukup untuk melayani jumlah pasien yang sudah mencapai 20 ribu karena adanya dukungan dari relawan. Namun, berbeda kalau pasien terus bertambah. Para perawat harus kerja ekstra. Saat ini saja, tidak sedikit perawat yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Entah bagaimana jika sebulan lagi tidak ada jumlah penurunan pasien.
Para perawat banyak yang kelelahan, harus kerja ekstra, bahkan lebih parahnya, ada yang terpapar Covid-19. Miris ketika pengorbanan para perawat dan tenaga medis lainnya yang rela tidak lebaran bersama keluarga hingga terpapar virus corona, dibalas dengan ketidakpatuhan masyarakat dalam menjalankan protokoler kesehatan Covid-19.
PPNI berharap ada sedikit empati masyarakat terhadap para perawat yang sudah rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawanya dalam menangani Covid-19. Empati itu bisa ditunjukkan dengan mematuhi anjuran pemerintah dan menjalankan seluruh protokoler kesehatan.
Baca juga: Peristiwa 25 Mei: Lahirnya PGI, Wafatnya Ismail Marzuki
"Saya lihat kok banyak yang tidak serius dalam Covid ini. Seolah-olah bukan hal yang mengerikan, padahal sangat mengerikan bagi kami di dunia kesehatan. Kalau satu kena, bisa empat orang yang tertular," ujar Harif.
"Oleh karena itu, kesadaran ini harus dimiliki masyarakat ya. Jadi kalau sayang diri sendiri dan keluarga, yuk patuhi himbauan pemerintah. Kita minta saling empati, menghargai kerja perawat," sambungnya.
(Widi Agustian)