YOGYAKARTA – Pageblug atau wabah yang terjadi di tengah masyarakat, sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Dalam dunia sastra atau kesastraan Jawa, baik tulis maupun lisan, memuat berbagai bentuk wabah serta penanganannya.
Dalam sastra tulis Jawa, misalnya terdapat naskah Sudamala, Calon Arang, Karmawibhangga, Cariyos Dalang Karungrungan dan lain sebagainya. Sedang pada sastra lisan dapat dijumpai dalam dunia pewayangan, seperti ruwatan (Murwa Kala), cerita pageblug Mayangkara.
”Bahkan lebih dari itu, dalam masyarakat Jawa sekarang pun masih hidup budaya untuk menghadapi wabah, seperti melalui kesenian dhongkrek, membuat perlengkapan tertentu, seperti sayur padhamara, barikan dan lainnya,” kata Peneliti Ahli Utama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY Dra Suyami MHum saat berlangsung diskusi daring mengangkat tema ‘Pageblug dalam Kesastraan Jawa’ uang digelar BPNB DIY, belum lama ini.
Baca juga: Kelelahan Lakukan Tes Swab, Tenaga Medis Mobil Lab PCR Minta Libur
Suyami menyebutkan dalam sastra tulis Jawa ditemukan beberapa manuskrip dan naskah kuno memuat informasi mengenai adanya wabah penyakit yang pernah melanda Jawa, antara lain penyakit gudhig, influensa, tuberkulose dan Kolera. Hal itu sebagaimana yang terungkap dalam naskahnaskah kuno yang ditulis pada awal abad ke-20, yakni naskah tentang Lelara Gudhig (1921).