"Persiapkan dirimu, tuan kolonialis, supremasi dan rasis, karena di Venezuela akan ada pemilihan umum yang bebas, transparan, dan parlementer dengan partisipasi ribuan kandidat," katanya sebagaimana dilansir RT.
Selain pimpinan legislatif Venezuela, seorang hakim dan seorang kepala militer senior telah menjadi sasaran dalam sanksi terbaru itu, dengan Dewan Uni Eropa menuduh mereka merusak "fungsi demokrasi" parlemen, termasuk dengan melepaskan kekebalan dari beberapa anggota parlemen.
Maduro membalas, dengan mengatakan bahwa para pejabat legislatif yang berada di pihak oposisi mengundang kemarahan Uni Eropa setelah mereka "menolak untuk melaksanakan perintah dari Kedutaan Besar Uni Eropa di Caracas" dan menyebut mereka sebagai warga negara yang taat hukum.
Hubungan antara Caracas dan Eropa telah lama memburuk, karena blok tersebut masih mengakui Guaido sebagai kepala Majelis Nasional meskipun dia digulingkan sebagai hasil pemilihan pada Januari, yang dia kecam sebagai kudeta parlemen. Guaido sekarang mengklaim sebagai pemimpin majelis nasional alternatif, badan legislatif paralel, yang didukung oleh sekutunya di dalam negeri dan juga di Barat.
(Rahman Asmardika)