Dia menjadi jaksa wilayah, jaksa tertinggi, untuk San Francisco pada 2003, sebelum terpilih sebagai wanita pertama dan orang kulit hitam pertama yang menjabat sebagai jaksa agung California, jabatan penegak hukum tertinggi di negara bagian terpadat AS itu.
Pada 2016 dia mencatat sejarah ketika dia menjadi wanita kulit hitam pertama yang terpilih menjadi Senat AS dari California.
Sejak pemilihannya menjadi Senat AS, Harris mendapat dukungan di antara kaum progresif karena pertanyaannya yang pedas terhadap calon Mahkamah Agung saat itu Brett Kavanaugh dan Jaksa Agung William Barr dalam sidang-sidang penting Senat.
BACA JUGA: Pertimbangkan Kandidat Wanita, Biden Akan Umumkan Cawapresnya Pekan Depan
Awal 2019, Harris sempat mencalonkan diri sebagai capres dari Partai Demokrat dengan slogan "Kamala Harris untuk Masyarakat". Namun, ia mengundurkan diri pada Desember 2019 karena kekurangan dana dan dukungan.
Beberapa bulan setelah pengunduran dirinya dari persaingan, pada Maret 2020, Harris mengumumkan dukungan bagi Biden. Dia mengatakan akan “melakukan segala yang dia bisa untuk membantu Biden terpilih sebagai Presiden AS berikutnya.”
Meski Harris menyebut dirinya sebagai progresif, banyak yang melihatnya sebagai seorang politikus “ekstrem kiri”, terutama berkaitan dengan kebijakan-kebijakan reformasi kepolisian yang luas pasca kematian George Floyd, pria kulit hitam yang tewas karena kebrutalan polisi di Minneapolis.