Coban Jahe, Kisah Kelam Pembantaian Gerilyawan oleh Pasukan Belanda

Avirista Midaada, Jurnalis
Minggu 16 Agustus 2020 09:31 WIB
Foto: Okezone/Avirista Midaada.
Share :

MALANG - Wisata Coban Jahe mungkin wisatawan hanya tahu bahwa sebuah air terjun dengan keindahan alamnya. Namun siapa sangka di balik keindahannya, Coban Jahe menyimpan cerita sejarah kelam saat masa perjuangan pasca kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

Ya, pasca kemerdekaan tahun 1945, pembantaian memilukan terjadi di kawasan Coban Jahe pada tahun 1948. Dimana sebanyak 38 gerilyawan Indonesia ditembaki oleh pasukan Belanda dalam agresi militer keduanya.

Pemandu Wisata Coban Jahe Sri Hartatik mengungkapkan bila nama Coban Jahe sendiri diambil kata dalam bahasa jawa 'pejahe' yang berarti meninggal dunianya. Nama itu diambil untuk mengenang 38 pejuang gerilyawan kemerdekaan yang gugur saat pertempuran dengan tentara sekutu di hutan. Nama itu pula yang disematkan ke sungai kecil yang menjadi aliran ke air terjun.

"Kisah latarbelakang lokasi ini memang menyedihkan terkait sejarah perjuangan para pejuang bangsa kita dulu," ujar Sri Hartatik.

Dia menjelaskan, kala itu 38 gerilyawan tengah berisitirahat sambil menata strategi untuk melawan tentara sekutu, namun karena ada seseorang yang memberitahukan ke Belanda mengenai pergerakan gerilyawan, akhirnya mereka diserang.

"Saat itu mereka sedang bersembunyi di lembah sini, tapi oleh pasukan Belanda ketahuan, pasukan Belanda kemudian menembaki para pejuang gerilyawan ini dari atas bukit. Semuanya meninggal di kawasan sekitar sini (Coban Jahe)," jelas perempuan tiga anak ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya