Kajian Potensi Gempa & Tsunami Dahsyat Dibangun dengan Banyak Asumsi

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Kamis 01 Oktober 2020 08:01 WIB
Foto: Illustrasi Shutterstock
Share :

JAKARTA - Peneliti Paleotsunami Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto mengatakan, tidak ada informasi atau kajian yang baru tentang potensi gempa Magnitudo (M)9,1 yang mengakibatkan tsunami 20 meter di selatan Jawa.

"Semuanya sudah pernah dikemukakan. Dan yang perlu dipahami oleh masyarakat dan juga reporter adalah bahwa paper tersebut dibangun dengan banyak asumsi," kata Eko saat dikonfirmasi Okezone, Kamis (1/10/2020).

 Baca juga: Potensi Tsunami 20 Meter Diketahui Setelah Simulasi 5 Jam

Ia menjelaskan, asumsi dari potensi gempa M9,1 dan tsunami 20 meter merupakan sesuatu yang dianggap benar. Padahal, kata dia, hasil kajian tersebut belum tentu benar.

Sebab, kajian tersebut basisnya dengan banyak asumsi sehingga kesimpulannya menjadi digiring oleh semua asusmsi-asumsi dari para ahli.

"Jadi angka 20 m itu muncul jika dan hanya jika asumsi-asumsi itu benar. misalnya jika memang seismicity gap sepanjang itu memang runtuh dan menghasilkan gempa dengan skala tersebut (karena tidak semua seismik gap memicu gempa). Jika gempa itu mengakibatkan deformasi lantai samudera dengan volume tertentu dan jika batimetri dasar laut memang seperti yang digunakan untuk menghitung," jelasnya.

 Baca juga: Heboh Gempa Besar dan Tsunami 20 Meter, Ini Panduan Evakuasinya

Eko memastikan, perkiraan gempa dan tsunami 20 meter akan salah bila hasil kajian para ahli tersebut juga salah.

"Jika ada orang lain yang membuat model maka mereka boleh jadi akan menghasilkan angka yang berbeda karena mereka menggunakan seperangkat 'jika-jika' yang berbeda pula," tuturnya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya