Dalam sebuah pernyataan di Twitter, universitas itumengatakan prasangka apa pun terhadap keyakinan, kesucian, dan simbol Islam "sama sekali tidak dapat diterima, karena pelanggaran ini merusak nilai-nilai kemanusiaan universal dan prinsip-prinsip moral tertinggi yang sangat dihormati oleh masyarakat kontemporer".
Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menggambarkan pernyataan Macron sebagai "tidak bertanggung jawab”. Pernyataan itu disebut bertujuan untuk menyebarkan budaya kebencian di antara masyarakat.
Putting an insulting picture of the Prophet (pbuh)in a French building is an unprecedented challenge and an insult to a billion and a half of Muslims around the world
As Muslims, we must boycott #BoycottFrance #boycottfrenchproducts pic.twitter.com/lauaiPofKG— Muhammad Akeel (@MuhammadAkeel0) October 24, 2020
"Pada saat upaya harus diarahkan untuk mempromosikan budaya, toleransi dan dialog antara budaya dan agama, pernyataan yang ditolak itu dan seruan untuk menerbitkan gambar menghina Nabi (Muhammad), semoga berkah dan damai besertanya, diterbitkan," kata Sekretaris Jenderal GCC, Nayef al-Hajraf sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Al-Hajraf meminta para pemimpin dunia, pemikir dan pemimpin opini untuk menolak pidato kebencian dan penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol mereka, dan untuk menghormati perasaan umat Islam, alih-alih menjadi tawanan Islamophobia.