Beberapa bulan setelah kematian ibunya pada tahun 2018, Shi Xianglin memeriksa kembali dokumen yang diterima keluarganya ketika mereka menyetujui donor organnya. Dia menemukan beberapa ketidaksesuaian, termasuk bagian kosong dalam formulir.
Dia pun menemukan tidak ada catatan sumbangan ibunya yang disimpan di otoritas provinsi atau Pusat Administrasi Donasi Organ China di Beijing.
Saat dia menanyakan hal ini, dia pun ditawari sejumlah uang untuk “tutup mulut”.
“Saat itulah saya yakin ada sesuatu yang sangat aneh sedang terjadi,” ujar Shi kepada outlet berita lokal Dazhongwang. Dia langsung memberi tahu pihak berwenang.
Enam pria yang berada di lingkaran perdagangan organ ini dijatuhi hukuman pada Juli lalu karena kejahatan dengan sengaja menghancurkan mayat. Kasus ini baru terungkap sekarang setelah Shi berbicara dengan media lokal.