Wawancara Eksklusif Ahmad Dhani dengan Munarman soal Penembakan Laskar FPI

Abdul Rochim, Jurnalis
Sabtu 19 Desember 2020 19:59 WIB
Foto: Tangkap layar Youtube Ahmad Dhani
Share :

JAKARTA - Pentolan grup band Dewa 19 yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Dhani melakukan wawancara eksklusif dengan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman soal tragedi KM 50 yang menewaskan enam anggota Laskar FPI.

Wawancara tersebut diunggah Dhani dalam channel Youtube Gajahmaddhani. Dalam wawancara tersebut, Munarman memberikan sejumlah foto enam anggota laskar FPI yang meninggal setelah terjadi baku tembak di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50. "Teman-teman foto-foto korban ada di sini," ujar Dhani mengawali pembicaraan dengan Munarman, dikutip Sabtu (19/12/2020).

Munarman menyebut foto-foto tersebut baru pertama kali dikeluarkan kepada Dhani. "Baru pertama. Belum ada yang keluar. Loe harus dapat privilege, eksklusif loe, bener," kata Munarman meyakinkan Dhani.

Dhani kemudian mengatakan bahwa kekuasaan hanya berputar. "Maka dari itu, ketika ada orang yang ngotot bela penguasa, itu menurut saya dungu. Mereka berpikir bahwa kekuasaan itu abadi. Mereka salah menggunakan kekuasaan. Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan," kata Dhani.

"Senpi ada tidak?" tanya Dhani.

Munarman menjawab, "Tidak ada."

"Sebetulnya soal senpi itu perkara mudah. Tinggal lihat registernya saja itu kan senjata mahal. Registernya itu, pelurunya setiap peluru ada catatan administrasinya. Bisa dicek peluru itu. Mudah kok asal tidak dihilangkan," kata Munarman.

Dhani kemudian bertanya, "Reka ulang seandainya pihak FPI bisa melakukan reka ulang, bisa nggak? Punya informasi nggak?"

"Punya," jawabnya. "Kita sudah kumpulkan saksi-saksi yang ada di KM 50. Dia sudah memberikan keterangan kepada Komnas HAM. Jangan lupa. Jadi kita cukup kuat informasi yang ada pada kita," kata Munarman.

Dhani kemudian bertanya, "Bang Munarman percaya pada Komnas HAM ya?"

"Ini bukan soal percaya atau tidak percaya, tapi mekanisme hukumnya memang harus Komnas HAM karena kalau dia pelanggaran HAM berat atau pelanggaran HAM, itu kan domainnya Komnas HAM," kata Munarman.

"Mungkin nggak Komnas HAM diintervensi oleh kekuasaan?" tanya Dhani.

"Sekarang kita anggap ini (pelaku penembakan) Kepolisian. Di Kepolisian ini petugas yang tidak berseragam itu ada dua unit. Satuan Intelkam, sama Satuan Reserse. Kalau Intelkam dia betul-betul surveillance, pendekatannya saya tidak mendekati secara fisik, dan kedua melakukan pembicaraan atau penggalangan. Biasa kita dipanggil untuk bicara kan, apalagi dalam demo-demo. Kalau dari surveillance-nya oleh Satuan Reserse maka dia dalam rangka penegakan hukum. Kalau dalam rangka penegakan hukum, 'Saudara Ahmad Dhani kami minta untuk...' makanya kita masih menjadi misteri ilahi," kata Munarman.

"Jadi kita serba tidak jelas tujuannya apa, tapi tiba-tiba ini disebut petugas kepolisian. Sudah mulai penegakan hukum tak jelas dalam upaya mem-framing keenam syuhada ini yang melakukan penyerangan framing awalnya," katanya.

Dhani kemudian menegaskan, "Tapi kan tidak ada?"

Munarman menjawab, "Justru itu mereka mengira bisa mem-framing seperti itu, tapi setelah kita dengarkan tidak ada. Akhirnya mereka tidak pernah menunjukkan kartu identitas sebagai anggota polisi. Mereka tidak menunjukkan surat tugas. Mereka tidak menggunakan sirine. Mereka tidak menggunakan alat pengeras suara."

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya