Navalny mengklaim jika Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) memiliki sekitar 7.000 hektar tanah di sekitar properti itu. Dia juga mengatakan jika kompleks itu dibiayai oleh sekutu dekat Putin, termasuk Igor Sechin, kepala raksasa minyak Rusia Rosneft, dan taipan miliarder Gennady Timchenko.
“Itu adalah negara terpisah di Rusia. Dan di negara bagian ini ada satu tsar yang tak tergantikan. Putin,” lanjutnya.
Navalny mengklaim Putin telah mampu memberi teman-teman lamanya yang kuat posisi penting dalam proyek-proyek pemerintah yang menguntungkan dan menyembunyikan kekayaannya melalui sekutunya.
“Teman-teman Putin, yang memiliki hak untuk mencuri apa pun yang mereka inginkan di Rusia, sangat berterima kasih padanya. Tetapi mereka juga menyumbang, mengumpulkan 100 miliar rubel (Rp19 triliun) dan membangun istana untuk bos mereka dengan uang ini,” paparnya.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa (19/1) menepis klaim tersebut ke kantor berita negara RIA Novosti. Dia menyebut berita itu sebagai hal yang tidak benar.
Keberadaan properti Laut Hitam dan kaitannya dengan Putin pertama kali diketahui pada 2010 ketika pengusaha whistle-blower Sergei Kolesnikov mendeskripsikannya dalam surat publik kepada Medvedev.
(Susi Susanti)