Menyingkap Tabir 'Misteri Mengerikan' yang Menghantui Charles Darwin

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 26 Januari 2021 01:08 WIB
Charles Darwin (Foto: Getty Images)
Share :

Pertanyaan yang muncul sehubungan dengan kemunculan mendadak tanaman berbunga ada pada jantung misteri mengerikan Darwin, jelasnya.

"Mengapa angiosperma tidak berevolusi secara bertahap? Mengapa kita tidak melihat wujud penghubung antara gimnosperma—seperti pinus—dan tanaman berbunga? Lantas mengapa, ketika mereka muncul, mereka sudah sangat beragam?"

Mengapa Darwin kebingungan?

Darwin sangat terganggu oleh cara tanaman berbunga menguasai dunia dalam sekejap mata, sementara kelompok besar lain, seperti mamalia, berkembang secara bertahap.

Kemunculan tanaman berbunga yang menunjukkan evolusi bisa cepat dan mendadak, bertentangan secara langsung pada elemen penting dalam seleksi alam, yaitu natura non facit saltum - alam tidak membuat loncatan.

Darwin bermain-main dengan gagasan bahwa tanaman berbunga mungkin berevolusi terus, seperti pulau atau benua yang belum ditemukan.

Pada Agustus 1881, beberapa bulan sebelum kematiannya, dia menyurati Hooker, "Tiada yang lebih luar biasa dalam sejarah Kerajaan Sayur, sebagaimana terlihat oleh saya, dari perkembangan tanaman tinggi yang sangat mendadak."

"Saya kadang berspekulasi apakah mereka tidak muncul di suatu tempat dalam waktu lama di benua yang sangat terisolasi mungkin dekat Kutub Selatan."

Adakah pemikiran baru?

Di perpustakaan Royal Botanic Gardens, Kew, Profesor Buggs menemukan bahan kuliah umum yang dicetak ulang pada 1876. Bahan kuliah itu disampaikan ahli botani Skotlandia, William Carruthers, yang memberikan konteks baru mengenai pemikiran Darwin.

William Carruthers kelak menjadi penanggung jawab botani di British Museum, dan "seorang sosok terkemuka saat itu di bidang paleobotani".

Melalui penyampaian kepada Asosiasi Ahli Geologi di perpustakaan University College London, Carruthers menyoroti masalah yang dihadapi Darwin mengenai catatan fosil terkait kemunculan tanaman berbunga secara tiba-tiba.

Komentar Carruthers dimuat harian The Times dan jurnal ilmiah, memantik perdebatan publik.

""Carruthers memakai misteri mengerikan untuk melancarkan serangan terhadap evolusi itu sendiri," jelas Buggs. "Dia berpikir Tuhan menciptakan angiosperma pada era Cretaceous; mereka tidak berevolusi."

"Bagi Darwin dan teman-temannya, pendapat tersebut sangat tidak disukai, karena [Carruthers' berupaya membawa penjelasan supernatural terhadap catatan fosil."

Namun Darwin punya sebuah masalah. Poin-poin yang disampaikan Carruthers mengenai catatan fosil sejatinya sangat sulit dijelaskan dalam konteks evolusi, kata Buggs.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya