PRESIDEN Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, memperingatkan perusahaan-perusahaan vaksin untuk tetap memenuhi komitmen, di tengah sengketa soal pengurangan pasok vaksin.
Di pertemuan virtual Forum Ekonomi Dunia, Ursula von der Leyen, mengatakan semua ekspor untuk negara-negara di luar Uni Eropa (UE) akan dipantau.
Ia mengatakan Uni Eropa sudah menginvestasikan miliaran euro untuk membantu mengembangkan vaksin Covid-19 dan perusahaan-perusahaan farmasi harus memenuhi kewajiban mereka.
Sebelumnya, menteri kesehatan Jerman mengatakan ini bukan untuk "mengutamakan Eropa" namun demi apa yang ia sebut sebagai "sesuatu yang adil atas kontribusi Eropa" selama ini dalam membantu mengembangkan vaksin Covid-19.
Dua produsen utama vaksin, AstraZeneca dan Pfizer, mengumumkan memangkas pasok vaksin ke Uni Eropa, setelah mereka menghadapi masalah produksi. Perselisihan AstraZeneca dapat memengaruhi pasokan vaksin Pfizer-BioNTech ke Inggris.
Vaksin Pfizer dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Jerman. Namun, pabriknya yang terletak di Belgia memasok Inggris.
Menanggapi komentar dari UE, Menteri Penyebaran Vaksin Covid Inggris Nadhim Zahawi mengatakan pada hari Selasa (26/01) bahwa pasokan "terbatas" tetapi menambahkan, "Saya yakin bahwa [AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech] akan mengirimkan kepada kami jumlah yang kami butuhkan untuk memenuhi target pertengahan Februari kami dan tentu saja setelahnya. "
Komisaris Kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides, sebelumnya mengatakan 27 anggota blok Uni Eropa akan "mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi warganya".
Perusahaan-perusahaan pembuat vaksin Covid di UE harus "memberikan pemberitahuan awal setiap kali mereka ingin mengekspor vaksin ke negara ketiga", katanya. Inggris sekarang telah meninggalkan Uni Eropa.
Zahawi memperingatkan terhadap apa yang disebutnya "jalan buntu nasionalisme vaksin", dan menambahkan: "Tidak ada yang aman sampai seluruh dunia aman."
UE telah menghadapi kritik atas lambatnya peluncuran vaksin, yang dibeli atas nama semua negara anggota.
Apa yang dipermasalahkan dalam perselisihan?
Kyriakides mengatakan di Twitter bahwa pembicaraan pada hari Senin (25/01) dengan AstraZeneca "mengakibatkan ketidakpuasan dengan kurangnya kejelasan dan penjelasan yang tidak memadai".
"Negara-negara anggota UE bersatu: pengembang-pengembang vaksin memiliki tanggung jawab sosial dan kontraktual yang harus mereka pegang".
Kyriakides mengatakan Uni Eropa telah meminta "perencanaan rinci pengiriman vaksin", dan pertemuan berikutnya dengan perusahaan itu akan diadakan pada hari Rabu.
AstraZeneca, perusahaan multinasional Inggris-Swedia dengan kantor pusat di Inggris, mengatakan pihaknya "melakukan segala cara untuk membawa vaksinnya kepada jutaan orang Eropa secepat mungkin".
Vaksin perusahaan itu untuk Eropa sebagian besar diproduksi di Inggris, meskipun lokasi lain di Eropa itu terlibat dalam pembuatan vaksin.