Mengkhawatirkan, Nyamuk Malaria Baru Bermunculan di Kota-kota Afrika

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 29 Januari 2021 11:55 WIB
Foto: CNN
Share :

AFRIKA - Nyamuk malaria baru bermunculan di kota-kota Afrika, dengan konsekuensi yang berpotensi menyebarkan penyakit bagi penduduk yang tinggal di sana.

Peneliti dari Pusat Medis Universitas Radboud Belanda dan Institut Penelitian Armauer Hansen di Ethiopia mengatakan larva Anopheles stephensi - vektor utama nyamuk malaria di India - banyak ditemukan di lokasi-lokasi di seluruh Afrika.

Vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan patogen infeksius antar manusia, atau dari hewan ke manusia.

Spesies nyamuk ini baru muncul di Afrika beberapa tahun lalu. Para peneliti mengatakan sekarang, serangga invasif ini banyak ditemukan di wadah air di kota-kota di Ethiopia - dan sangat rentan terhadap jenis malaria lokal.

Kebanyakan nyamuk Afrika yang dapat menularkan malaria diketahui berkembang biak di daerah pedesaan. Namun, para ahli prihatin nyamuk tertentu ini telah menemukan pijakan di daerah perkotaan, termasuk kota-kota di Ethiopia, Sudan dan Djibouti.

(Baca juga: Kebun Binatang Ini Rayakan Kelahiran Bayi Singa Hasil Inseminasi Buatan)

Para peneliti menilai hal ini dapat meningkatkan risiko malaria bagi populasi perkotaan.

Malaria, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan. Namun 409.000 orang meninggal karena penyakit ini pada 2019.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wilayah Afrika adalah rumah bagi 94% dari semua kasus malaria dan kematian pada 2019.

Para peneliti mempelajari apakah nyamuk dapat menimbulkan risiko kesehatan dengan menyebarkan parasit malaria lokal.

(Baca juga: Diduga Hirup Nitrogen Cair yang Bocor, 6 Orang Tewas, 12 Dirawat)

“Yang mengejutkan kami, nyamuk Asia ternyata lebih rentan terhadap parasit malaria lokal daripada koloni nyamuk Ethiopia kami. Nyamuk ini tampaknya menjadi penyebar yang sangat efisien dari dua spesies utama malaria,” terang profesor epidemiologi penyakit menular tropis di Radboud University Medical Center di Nijmegen, Teun Bousema, melalui sebuah pernyataan.

Peneliti memperingatkan tindakan cepat harus diambil untuk menghentikan penyebaran nyamuk ke daerah perkotaan lain di benua Afrika dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, Rabu (27/1).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya