Pembangunan Jalan Trans-Papua memang merupakan kebijakan Pemerintah Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat asli Papua, mengejar ketertinggalan dengan membuka akses dari suatu daerah ke daerah lain.
Beberapa masyarakat asli papua yang penasaran juga sudah mulai nekat melalui jalan ini walau belum jadi, seperti adik Yoni dan kawan-kawan yang menempuh perjalanan Jayapura-wamena selama 3 hari di tahun 2018 dan menjadi lebih cepat 2 hari di tahun 2019 karena jalan sudah mulai selesai.
“Karena baru buka dan belum ada kendaraan lewat jadi masih aman dan bagus. Beberapa jembatan belum jadi, hingga kita harus pikul (angkat) motor, lalu jalan lagi.,"ujar Yoni dan kawan-kawannya yang telah menempuh perjalanan tahun 2018 dan akhir tahun 2019. Menurutnya, saat ini Jembatan-jembatan sudah terbangun. Waktu tempuh ke Wamena jadi dua hari dan sudah bisa dilalui mobil. Sebagian besar mobil mengangkut barang termasuk bahan bangunan seperti semen.
Adanya pembangunan jalan trans-papua ini juga mendapat apresiasi banyak pihak, salah satunya Peneliti Papua, Saudari Stepi Anriani yang menyampaikan bahwa niat pemerintah yang baik perlu didukung oleh masyarakat karena akan membuka konektivitas antar daerah, akan mempermudah akses kepada semua bidang termasuk Pendidikan dan kesehatan.
Adapun Pembangunan jalan Trans-Papua melaui tiga tahap. Pertama, tahap pembangunan atau pembongkaran hutan sampai terbentuk badan jalan. Kedua, peningkatan badan jalan, jalan labil dipadatkan dengan material. Ketiga, peningkatan dengan pengaspalan. Dalam pengerjaan proyek jalan trans Papua, pemerintah kabupaten bertanggungjawab mengurus soal lahan terutama pelepasan lahan yang melewati kebun atau pemukiman warga.
Adapun terkait kawasan konservasi sudah ada peraturan Menteri yang mengatur alih fungsi lahan, namun tentu saja perlu kesungguhan agar tidak ada keanekaragaman hayati yang terganggu khususnya di Taman Nasional Lorentz yang masih alami dan kaya tanaman langka. Sehingga masyarakat dan penggiat lingkungan juga swasta perlu bersama-sama mengingatkan pembangunan jalan Trans Papua agar tidak mengganggu lingkungan, Amdal terkendali termasuk penebangan pohon, hal ini agar terjadi keseimbangan antara pembangunan dan ekosistem. (fmi)