Seorang pejabat PBB menuduh militer "menyatakan perang" terhadap rakyat.
Tom Andrews, pelapor khusus PBB untuk Myanmar, mengatakan para jenderal menunjukkan "tanda-tanda kenekadan" dan akan dimintai pertanggungjawaban.
"Kami meminta pasukan keamanan untuk menahan diri dari menggunakan kekerasan terhadap demonstran, yang menentang perebutan kekuasaan dari pemerintah yang sah," tulis sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh duta besar Uni Eropa, Amerika Serikat dan Inggris.
Kudeta di Myanmar menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Partainya meraih kemenangan dalam pemilihan pada November lalu, tetapi pihak militer mengatakan terjadi kecurangan dalam pemungutan suara itu.
Suu Kyi sekarang menjadi tahanan rumah. Ratusan aktivis dan pemimpin oposisi juga telah ditahan.
Di seluruh Myanmar, ratusan ribu demonstran melakukan unjuk rasa melawan militer selama sembilan hari berturut-turut.
Di kota Myitkyina, di negara bagian Kachin, tembakan terdengar saat pasukan keamanan bentrok dengan demonstran anti-kudeta. Tidak diketahui apakah yang ditembakkan adalah peluru karet atau peluru tajam.
Lima wartawan termasuk di antara orang-orang yang ditangkap.