INGGRIS - Seorang pria mengatakan dia khawatir bertemu saudara kandung di aplikasi kencan seperti Tinder setelah dia mengetahui ayahnya menjual spermanya sebanyak 500 kali.
Zave Fors, 24, mengatakan dia takut untuk bergabung dengan aplikasi seperti Tinder karena takut dia bisa cocok dengan salah satu saudara kandungnya.
Hingga saat ini, Zave telah berhasil melacak delapan saudara kandungnya sejauh ini.
Namun dia mengakui bahwa dia sebenarnya tidak tahu berapa banyak dari mereka yang bisa berada di luar sana - dan tidak ingin berhubungan seksual dengan salah satu anggota keluarganya.
Zave, dari Portland, Oregon, kagum setelah mengetahui jika salah satu saudara kandungnya Daron McLennan-Colon - bersekolah di sekolah yang sama dengannya setelah mengambil tes DNA.
Daron juga terkejut karena dia baru tahu jika dirinya adalah hasil donor sperma dan dia memiliki saudara perempuan yang tinggal di ujung jalan ketika Zave menghubunginya di media sosial (medsos).
(Baca juga: Kehidupan Tak Terduga di Antartika, Makhluk Aneh Bertahan 900 Meter di Bawah Lapisan Es)
Keduanya ingat jika mereka satu sekolah, tetapi tidak pernah tahu jika mereka adalah saudara kandung.
“Tidak tahu berapa banyak saudara kandung yang telah merusak kehidupan kencan saya,” terang Zave kepada Mirror Online.
"Saat saya menjelajahi Tinder, saya tidak benar-benar tahu siapa yang berhubungan dengan saya atau tidak,” ungkapnya..
"Akan selalu ada momok yang tidak diketahui berlama-lama di atas saya dalam hubungan intim. Tanpa menguji semua pasangan saya secara genetik, saya tidak akan pernah memiliki kepastian 100 persen bahwa kami tidak terkait,” jelasnya.
(Baca juga: PBB Peringatkan Myanmar Terkait Tindakan Keras Terhadap Pengunjuk Rasa)
"Orang-orang mengatakan inses secara statistik tidak mungkin, tetapi bukankah tidak mungkin saya pergi ke sekolah dengan saudara tiri saya?,” ujarnya.
"Dia dua tahun lebih dulu di sekolah. Jadi meskipun orang mengatakan kemungkinan inses yang tidak disengaja rendah, saya masih harus hidup dalam keadaan ketakutan yang konstan,” lanjutnya.
"Kakak-kakakku yang lain memiliki pengalaman serupa. Dua di antaranya tinggal dalam jarak dua blok satu sama lain,” tambahnya.
Zave bertekad untuk melacak sisa keluarga biologisnya setelah dia menemukan identitas ayahnya selama masa kanak-kanak.
Diketahui, ibunya berjuang untuk hamil dan menjalani sembilan siklus sebelum hamil. Dia membesarkannya sebagai ibu tunggal dan tidak pernah berbohong kepadanya tentang bagaimana dia lahir.
Ibunya mengatakan kepadanya tidak mungkin melacak ayahnya. Namun Zave terus berusaha dan mendaftar ke Ancestry.com.
Kala itu, Zave tidak menerima hasil, sampai saudaranya menelepon beberapa bulan kemudian dan menyatakan mereka adalah saudara kandung.
(Susi Susanti)