Robinson terbang ke Dubai pada Desember 2018 atas permintaan rekannya, Putri Haya, untuk makan siang bersama. Putri Latifa juga hadir.
Robinson mengatakan kepada Panorama ia dan Putri Haya diberitahu soal kondisi bipolar Latifa, penyakit yang tidak dia alami.
Ia mengatakan ia tidak bertanya kepada Latifa soal kondisinya karena ia tidak ingin "menambah trauma" nya.
Sembilan hari setelah makan siang itu, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab menerbitkan foto Robinson dengan Latifa, yang menurut mereka menunjukkan Latifa dalam kondisi sehat dan aman.
Robinson mengatakan, "Saya jelas diperdaya melalui foto yang diterbitkan itu. Mengejutkan...saya benar-benar kaget."
Pada 2019, ketegangan dalam keluarga penguasa Dubai terungkap di Pengadilan Tinggi Inggris setelah salah seorang istri syekh, Putri Haya, lari ke Inggris dengan dua anaknya dan meminta perlindungan agar tak disiksa oleh syeikh.
Tahun lalu, Pengadilan Tinggi Inggris, mengeluarkan serangkaian temuan bahwa Syekh Mohammed memerintahkan kembalinya Latifa secara paksa pada 2002 dan 2018, serta dibawa paksa dari Inggris kakaknya, Putri Shamsa pada tahun 2000, saat ia juga mencoba melarikan diri.
Pengadilan menyebutkan Syeikh Mohammed "tetap menerapkan ketetapan dengan menekan kebebasan dua perempuan muda ini."
Rekan-rekan Latifa berharap pengadilan pada bulan Maret tahun lalu yang menetapkan bahwa Syekh Mohammed, "tidak jujur" dan memenangkan Putri Haya, dapat membantu kasus Latifa.
Terkait keputusan mengapa ia mau berkomentar sekarang, Jauhiainen hanya mengatakan "banyak waktu terbuang" sejak hilang kontak.
Ia mengatakan ia sering terpikir untuk mengeluarkan pesan video itu dan menambahkan, "Saya rasa ia ingin kami berjuang untuknya, dan tidak menyerah."
Pemerintah Dubai dan Uni Emirat Arab tidak membalas permintaan BBC untuk memberi komentar tentang kondisi Latifa saat ini.
(Susi Susanti)