Satelit dan Kecerdasan Buatan Bisa Prediksi Wabah Kolera, Penyakit yang Tewaskan 143.000 Orang per Tahun

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 25 Februari 2021 05:05 WIB
Peneliti menggunakan satelit dan kecerdasan buatan untuk memprediksi wabah kolera (Foto: ESA)
Share :

  • Lebih banyak wabah

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim dan peristiwa cuaca ekstrem menyebabkan lebih banyak wabah kolera.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada hingga empat juta kasus kolera setiap tahun dan hingga 143.000 orang meninggal akibat penyakit menular ini.

Meskipun banyak orang memiliki gejala ringan, penyakit ini dapat menyebabkan diare parah dan membunuh seseorang dalam beberapa jam jika tidak ditangani.

"Sering kali anak-anak kecil yang paling rentan terhadap penyakit yang terkait dengan air, khususnya balita. Jadi kami berharap sistem prakiraan wabah kolera dapat ditingkatkan sehingga risiko anak-anak terpapar penyakit tersebut dapat dikurangi," kata Dr Marie-Fanny Racault, ilmuwan senior di PML.

Para ilmuwan menemukan bahwa perkiraan itu paling dapat diandalkan tepat sebelum monsun musim panas, dengan tingkat akurasi 93,3%.

Tetapi mereka mengatakan perbaikan perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan prediksi ini dan memastikan layanan tidak dihentikan secara tidak perlu.

"Mungkin juga ada faktor sosial ekonomi yang sedikit mengacaukan hasil kami," terang Amy.

"Daerah tanpa sistem drainase yang memadai mungkin mengalami peningkatan kolera, terlepas dari perubahan iklim,” tambahnya.

Dampak ekonomi dari penyakit lain seperti Covid-19 telah mengajarkan pemerintah pentingnya prediksi penyakit yang akurat.

Program prediksi kolera berbasis ruang angkasa ini belum diuji di daerah lain selain India, tetapi para ilmuwan berharap ini akan menjadi titik awal yang baik untuk meningkatkan prediksi yang berpotensi menyelamatkan nyawa di masa depan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya