Shishir menjelaskan dirinya mengalami "gemetar di dalam" sebelum mengudara, tetapi dia telah "mencoba untuk memikirkan drama panggung dan mengikuti teknik yang di pelajari di sana".
Setelah membaca berita, dia menangis karena emosi.
Dia mengatakan dia marah sebagai seorang anak karena dia bukan "laki-laki atau perempuan biasa". Tetapi dia mengatakan kepada BBC bahwa dia sekarang bangga menjadi pelopor dalam komunitas LGBT.
“Mungkin sang pencipta menciptakan saya dan membuka jalan bagi perkembangan takdir komunitas ini,” ujarnya.
Akhir tahun ini, dia juga akan tampil di dua film.
Diketahui, sekitar 1,5 juta orang adalah transgender di Bangladesh dan menghadapi diskriminasi dan kekerasan. Beberapa di antaranya terpaksa bertahan hidup dengan mengemis atau bekerja di perdagangan seks.
Pada 2013, pemerintah Bangladesh mengizinkan transgender dikenali sebagai gender terpisah. Lima tahun kemudian mereka diizinkan mendaftar untuk memilih sebagai gender ketiga.
Shishir bukan presenter transgender pertama di wilayah tersebut. Di Pakistan, Marvia Malik menjadi penyiar swasta Kohenoor pada 2018. Lalu di India, Padmini Prakash menjadi transgender pertama yang menyajikan acara berita harian pada 2014.
(Susi Susanti)