Sisa reruntuhan bangunan bekas Radio Malabar yang berdiri di zaman kolonial Belanda juga menjadi daya tarik tersendiri.
Radio Malabar dulu merupakan radio terbesar se- Asia Tenggara, yang menurut sejarah siarannya sampai ke kerajaan Belanda pada masanya.
Radio Malabar dibangun pada 1923. Stasiun ini dilengkapi dengan pemancar asal Jerman yang memiliki data 3,5 megawatt. Pemancar stasiun Radio Malabar didirikan oleh dr de Groot pada zaman Hindia Belanda.
Radio Malabar juga memiliki antena pemancar dengan sinyal mencapai 2 kilometer, yang membentang diantara Gunung Malabar dan Gunung Halimun, dengan ketinggian mencapai 500 meter. Tidak jarang antena pemancar tersebut digunakan untuk komunikasi langsung dengan pihak Belanda yang berjarak 12 ribu kilometer.
Sisa puing-puing bangunan Radio Malabar yang hancur pada tahun 1940-an, masih dapat Anda lihat di dekat "Kolam Cinta".