TANZANIA - Lima pelayat, termasuk empat anak, tewas saat berdesak-desakan ingin melihat iring-iringan jenazah mantan Presiden Tanzania John Magufuli di depan umum.
Tragedi itu terjadi ketika para pemimpin wilayah bergabung dengan Tanzania untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin kontroversial tersebut.
Sepuluh ribu warga Tanzania keluar untuk melihat jenazah Magufuli di Stadion Uhuru di kota terbesar negara itu, Dar es Salaam, pada akhir pekan.
Juru bicara keluarga Heri Mtua mengatakan Suzan Mtua, 30, meninggal bersama empat anak usia sekolah dari keluarga yang sama ketika berdesak-desakan hendak melihat jenazah pada Minggu (21/3).
"Kemudian pada hari itu kami menerima telepon larut malam oleh orang tak dikenal menggunakan telepon Suzan,” terangnya.
Penelepon itu mengatakan bahwa pemilik telepon telah dibawa ke rumah sakit. Keluarga pun menemukan tubuhnya sudah berada di kamar mayat.
Sedangkan anak-anak yang menjadi korban berusia antara tujuh dan 12 tahun.
(Baca juga: Penembakan Massal di Colorado Tewaskan 10 orang, Termasuk Polisi)
Ratusan orang yang menghadiri pemakaman pingsan di tengah himpitan. Pihak berwenang mengatakan akan mengeluarkan pernyataan pada Selasa (23/3) tentang jumlah orang yang tewas dalam acara nasional tersebut.
Presiden Samia Suluhu Hassan, yang menggantikan Magufuli dilaporkan hadir bersama sembilan kepala negara Afrika pada Senin (22/3) untuk pemakaman kenegaraan Magufuli.
Di antara mereka adalah Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan.
“Kami berduka atas kehilangan teman kami, saudara kami, seorang pekerja keras,” terang Kenyatta, ketua blok regional Komunitas Afrika Timur.
(Baca juga: Filipina Desak China Tarik 220 Kapal Ikan di Terumbu Karang yang Disengketakan)
“Dia menunjukkan kepada kami bahwa, sebagai orang Afrika, kami memiliki potensi untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada orang asing. Bahwa kami memiliki potensi sebagai orang Afrika untuk mengelola ekonomi kami dan memastikan bahwa rakyat kami mendapatkan keadilan,” lanjutnya.
Menurut rencana mendiang Magufuli akan dimakamkan pada Jumat (26/3) mendatang.
Diketahui, Magufuli telah “menghilang” dari publik sejak 27 Februari lalu. Selama berhari-hari pejabat pemerintah menyangkal dia sakit, mengklaim dia sibuk dan presiden tidak berkewajiban untuk tampil di depan umum.
Magufuli adalah salah satu orang yang skeptis tentang Covid-19 paling terkemuka di Afrika. Dia dinyatakan meninggal dunia karena gagal jantung.
Tetapi para pemimpin dan kritikus oposisi percaya bahwa dia meninggal karena komplikasi dari virus Covid-19 yang telah dia remehkan selama berbulan-bulan.
(Susi Susanti)