"Satu-satunya kesempatan mereka untuk melarikan diri adalah melakukan konvoi. Sayangnya, ketika mereka pergi, pemberontak menyergap mereka dan anak saya ditembak,” ungkapnya.
"Suami saya, putra bungsu saya, dan Adrian berada di dalam satu mobil,” ujarnya.
Knox diberitahu pada Jumat (26/3) jika sekelompok orang telah dibunuh ketika mencoba melarikan diri dari hotel. Lalu pada Sabtu (27/3), dia diberitahu jika Adrian termasuk di antara korban.
Dia mengatakan suami dan putra bungsunya tidak terluka dalam serangan itu dan "berhasil melarikan diri". Diyakini pasangan itu diselamatkan pada Sabtu (28/3) pagi.
Sang ibu mengklaim orang-orang masih terjebak di hotel, dan meminta pemerintah Mozambik untuk memulihkan keadaan di sana.
Jumlah pasti korban di Palma akibat serangan oleh tersangka pemberontak tidak jelas.
Sementara itu, juru bicara dari departemen pertahanan Mozambik, Omar Saranga, mengatakan pada Minggu (28/3) puluhan orang telah tewas dan ratusan lainnya diselamatkan.
"Pasukan pertahanan dan keamanan mencatat hilangnya tujuh nyawa dari sekelompok warga yang meninggalkan hotel Amarula dalam konvoi yang disergap oleh teroris," terangnya.
"Pada 24 Maret, sekelompok teroris menembus ... markas besar desa Palma dan melancarkan aksi yang memuncak dengan pembunuhan puluhan orang tak berdaya," tambahnya.
Jumlah pasti orang yang terluka dan tewas dalam serangan empat hari di Palma, masih belum jelas.
Kota itu sebelumnya menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan di tempat lain di provinsi tersebut.
(Susi Susanti)