PALMA - Seorang pria ditembak mati teroris di depan ayah dan saudara laki-lakinya ketika mencoba melarikan diri dari sebuah hotel.
Adrian Nel, 40, ditembak mati ketika mencoba melarikan diri dari hotel di kota Palma, Mozambik, yang telah diserang oleh militan sejak Rabu (24/3).
Menurut ibu korban, Meryl Knox, Adrian bersama ayah dan adik laki-lakinya ketika dia ditembak mati oleh apa yang diyakini sebagai pemberontak Islam.
Sky News melaporkan enam orang lainnya di dalam kendaraan yang sama dengan Adrian dan dua anggota keluarganya juga tewas saat mencoba melarikan diri dari hotel.
Knox mengatakan putranya Adrian, dari Afrika Selatan, telah berada di daerah itu sejak Januari karena bekerja.
Adrian, seorang kontraktor, digambarkan sebagai "orang yang penuh kegembiraan yang membawa cinta dan kebaikan dan kegembiraan kepada siapa pun dan semua orang yang dia temui".
(Baca juga: Kedubes AS Kutuk Keras Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral di Makassar)
"Dia memiliki banyak teman di seluruh dunia, kerabat sangat mencintainya," terang sang ibunda kepada Sky News.
"Dia adalah jantung dari keluarga - secercah sinar matahari. Saat Adrian masuk ke kamar, otomatis kamu bahagia,” lanjutnya.
Menurut Sky, dua warga Inggris, seorang warga negara Irlandia dan seorang warga Selandia Baru diselamatkan di tengah operasi pencarian dan penyelamatan yang sedang berlangsung di sekitar Palma.
Sebuah perusahaan keamanan swasta Afrika Selatan mengklaim operasi penyelamatan telah dilakukan sebelum Adrian terbunuh, dengan setidaknya 20 orang diterbangkan ke tempat aman dengan helikopter.
(Baca juga: Viral, Veteran Asia-Amerika Tunjukkan Bekas Luka Perang saat Rapat)
Helikopter yang disewa pemerintah juga dikerahkan untuk mencari lebih banyak korban selamat pada Minggu (28/3). Lionel Dyck, yang menjalankan perusahaan keamanan swasta yang bekerja dengan pemerintah, mengatakan helikopternya telah menyelamatkan sekitar 120 orang secara keseluruhan.
Namun Knox mengatakan sulit untuk mengetahui informasi dari pihak berwenang tetapi yakin putranya tidak punya pilihan lain selain mencoba melarikan diri dengan mobil.
"Evakuasi dengan helikopter tidak akan terjadi. Para pemberontak telah mengepung hotel,” terangnya.
"Satu-satunya kesempatan mereka untuk melarikan diri adalah melakukan konvoi. Sayangnya, ketika mereka pergi, pemberontak menyergap mereka dan anak saya ditembak,” ungkapnya.
"Suami saya, putra bungsu saya, dan Adrian berada di dalam satu mobil,” ujarnya.
Knox diberitahu pada Jumat (26/3) jika sekelompok orang telah dibunuh ketika mencoba melarikan diri dari hotel. Lalu pada Sabtu (27/3), dia diberitahu jika Adrian termasuk di antara korban.
Dia mengatakan suami dan putra bungsunya tidak terluka dalam serangan itu dan "berhasil melarikan diri". Diyakini pasangan itu diselamatkan pada Sabtu (28/3) pagi.
Sang ibu mengklaim orang-orang masih terjebak di hotel, dan meminta pemerintah Mozambik untuk memulihkan keadaan di sana.
Jumlah pasti korban di Palma akibat serangan oleh tersangka pemberontak tidak jelas.
Sementara itu, juru bicara dari departemen pertahanan Mozambik, Omar Saranga, mengatakan pada Minggu (28/3) puluhan orang telah tewas dan ratusan lainnya diselamatkan.
"Pasukan pertahanan dan keamanan mencatat hilangnya tujuh nyawa dari sekelompok warga yang meninggalkan hotel Amarula dalam konvoi yang disergap oleh teroris," terangnya.
"Pada 24 Maret, sekelompok teroris menembus ... markas besar desa Palma dan melancarkan aksi yang memuncak dengan pembunuhan puluhan orang tak berdaya," tambahnya.
Jumlah pasti orang yang terluka dan tewas dalam serangan empat hari di Palma, masih belum jelas.
Kota itu sebelumnya menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan di tempat lain di provinsi tersebut.
(Susi Susanti)