Pemakaman Tak Biasa, Dijadikan Terumbu Karang Buatan hingga Dikirim ke Luar Angkasa

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 04 Mei 2021 07:37 WIB
Terumbu karang terbuat dari abu manusia (Foto: Eternal Reefs)
Share :

Kemudian, tanah disebarkan di hutan konservasi di negara bagian Washington yang dirawat dengan baik, tapi keluarga juga dapat menyimpan tanah itu, atau kombinasi keduanya.

Katrina Spade, yang mendirikan bisnis itu pada tahun 2017, mengatakan bahwa dia melihat pelonjakan pengajuan aplikasi untuk program pembayaran di muka sejak pandemi bermula.

"Ini lebih merupakan cara bercakap-cakap dengan diri Anda sendiri dan dengan teman dan keluarga Anda, tetapi juga membuat upaya bersama untuk mempertaruhkan tanah, dan mengatakan bahwa ketika Anda meninggal Anda menginginkan salah satu pilihan, yaitu berperilaku lembut pada planet ini,” terangnya.

"Kami telah mendengar dari banyak orang bahwa ini memberi mereka harapan dan kenyamanan,” tambahnya.

  • Bisnis bernilai Rp1,59 kuadriliun

Menurut firma riset pasar The Business Research Company, tahun ini, sektor layanan perawatan kematian global diperkirakan bernilai USD110 miliar (sekitar Rp1,59 kuadriliun).

Diperkirakan bahwa ini akan meningkat menjadi USD148 miliar (Rp2,14 kuadriliun) pada 2025.

Meningkatnya pilihan terkait apa yang dapat Anda lakukan dengan jenazah orang yang Anda cintai dan pertumbuhan teknologi terkait, terjadi karena jumlah kremasi dalam beberapa dekade terakhir terus meningkat - semakin banyak orang tidak hanya ingin sekedar dimakamkan.

Di AS, diperkirakan 56% orang yang meninggal tahun lalu dikremasi, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 78% dalam 20 tahun ke depan.

Padahal, pada tahun 1960-an angkanya hanya 4%.

Gambaran serupa terjadi di Inggris, 78% jenazah orang yang meninggal dikremasi pada 2019, jauh lebih tinggi ketimbang 35% pada 1960.

Peter Billingham, pakar industri pemakaman dan akhirat yang tinggal di Inggris, menjalankan podcast berjudul Death Goes Digital.

Dia mengatakan bahwa pandemi telah mempercepat penggunaan dan penerimaan teknologi di sektor tersebut.

"Covid-19 telah mempercepat perubahan ini jauh lebih banyak daripada yang saya yakini akan terjadi oleh pertumbuhan alami," katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya