Mungkinkah Lebaran Seindah Dulu ?

Lebaran tahun lalu.. 2020,  keluarga ini seperti warga lain,  tidak melakukan sholat ied berjamaah di masjid atau lapangan dekat rumah mereka. Corona atau Covid-19 yang memaksa mereka agar di beribadah di rumah saja dan kepala keluarga pun seolah ‘dipaksa’  memberikan khutbah di masing-masing keluarga kecil mereka.

Dulu, tahun-tahun sebelum ada corona, jika malam takbiran jalan-jalan ibukota dan kota-kota besar lain di tanah air bahkan dunia, selalu dipadati oleh masyarakat yang merayakan malam takbiran di pusat-pusat keramaian. Seluruh jalan-jalan utama selalu dipenuhi sesak, kemacetan panjang terjadi, suara petasan membahana di sejumlah tempat.

Dulu, selalu ada cerita menarik seputar kepadatan arus mudik yang sudah membudaya. Namun kini, 2 kali lebaran, Corona masih membatasi kita, masih mengintai kita. Seperti khutbah sang penceramah di hari Raya Iedul Fitri di lapangan dekat masjid rumah kami.

"Corona telah memundurkan peradaban manusia, corona telah membuat kita asing dan mengisolasi diri, ini adalah ujian kita agar kita tetap terus mengingat alloh dengan menjalankan perintahnya," tegasnya.

Dulu,  usai sholat ied dan khutbah, masyarakat merayakannya bersama keluarga, saling mengunjungi, hanya sekedar 'ngeriung', bersendagurau atau makan Bersama dengan menu ketupat khas lebaran. Anak-anak tetangga biasanya antri keluar masuk rumah untuk bersilaturahmi atau sekedar mendapatkan uang 'THR'. Tapi itu dulu, lebaran ini kita kembali dibatasi,  nyaris silaturahmi antar keluarga terbatas.