Kisah Pilu Anak-Anak di India: Gali dan Kubur Sendiri Jenazah Orangtua Meninggal Akibat Covid-19

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Sabtu 29 Mei 2021 07:11 WIB
Foto: BBC.
Share :

“TIADA yang mau menyentuh orang tua kami setelah mereka meninggal," kata Soni Kumari kepada wartawan BBC, Divya Arya, melalui panggilan video.

"Jadi saya menggali liang makam untuk ibu saya dan menguburnya. Saya melakukan semuanya sendiri," imbuhnya.

Kenangan pahit hari itu masih membekas dalam benak gadis remaja ini.

Ayahnya telah meninggal dunia terlebih dahulu akibat Covid sehingga dia harus meninggalkan dua adiknya di rumah saat melarikan ibunya ke rumah sakit menggunakan ambulans. Namun nyawa ibunya tak tertolong.

Ketika dia membawa jenazah ibunya ke kampungnya di Negara Bagian Bihar, India, tak ada yang bersedia untuk membantu dirinya dan kedua adiknya.

Dia terpaksa memakamkan jasad ibunya sendirian sembari mengenakan alat pelindung diri (APD).

"Dunia kami runtuh dan kami ditinggalkan begitu saja. Dulu orang tua saya membantu begitu banyak orang, namun saat kami memerlukan bantuan, tiada yang peduli," papar gadis berusia 18 tahun itu.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di India adalah salah satu yang tertinggi di dunia dan laporan kasus seperti pengalaman Soni semakin banyak. Lantas apa yang terjadi pada anak-anak yatim piatu akibat pandemi?

Dari balik masker, ekspresi Soni Kumari tampak tenang saat menuturkan kisahnya. Suara kalemnya menutupi pilu yang terpancar dari kedua matanya.

Saya melihat sekilas adik laki-laki (12 tahun) dan adik perempuan (14) Soni yang mengintip dari balik pintu.

"Ditinggalkan sendirian adalah yang paling menyakitkan. Tidak ada makanan di rumah kecuali santapan terakhir yang dimasak mendiang ibu saya. Tiada yang menawarkan apa-apa kepada kami pada hari-hari pertama itu—sampai ketika kami bertiga teruji negatif virus corona," tutur Soni.

Dikucilkan dan stigma dari masyarakat adalah dua hal yang semakin membebani anak-anak yatim piatu korban Covid-19.

Menteri bidang Perempuan dan Anak-anak India, Smriti Irani, mengklaim ada sokongan negara bagi anak-anak tersebut.

Baca juga: Pemerintah India Resmi Hapus Kata 'Varian India' Terkait Covid-19

Dalam sebuah cuitan, dia menyebut bahwa terdapat 577 kasus anak-anak yatim piatu akibat Covid-19 yang dilaporkan kepadanya dalam periode kurang dari dua bulan.

Angka itu boleh jadi jauh di bawah kenyataan di lapangan sebab banyak kasus seperti itu tidak dilaporkan ke pemerintah.

Untuk menolong anak-anak itu, permohonan bantuan—dan bahkan adopsi—mengemuka di jagat daring India.

Beragam permohonan yang beredar melalui WhatsApp dan Twitter itu, umumnya menyebutkan nama dan umur si anak beserta nomor kontak yang bisa dihubungi.

Baca juga: Wakil Dubes Indonesia untuk India Meninggal Dunia Karena Covid-19

Salah satu pesan di Twitter berbunyi: "Anak perempuan 2 tahun, bayi laki-laki 2 bulan, ibu dan ayahnya meninggal karea Covid. Teruskan pesan ini sebanyak mungkin agar anak-anak ini bisa mendapat orang tua yang baik."

Kami tidak menampilkan cuitan tersebut pada artikel ini karena pemerintah India meminta pesan-pesan itu tidak disebarluaskan. 

Salah satu pesan sampai ke Medha Meenal dan temannya, Hari Shankar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya