Gus Ami: Sosialisasi Pancasila Harus dengan Pendekatan yang Humanis dan Kekinian

Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Selasa 01 Juni 2021 17:01 WIB
foto: ist
Share :

JAKARTA – Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Ami) meminta pemerintah memastikan Pancasila menjadi pelajaran wajib di sekolah dan kampus di tanah air. Pasalnya, sebagai dasar negara Pancasila saat ini menghadapi tantangan berat berupa kian menurunnya penghayatan dan pengamalan dari anak bangsa.

(Baca juga: Gus Ami: Jika Ingin Entaskan Kemiskinan, Perhatikan Pertanian)

“Penghayatan dan pengamalan Pancasila sebagai dasar negara harus diakui kian hari kian menurun. Maka sudah seharusnya Pancasila harus kembali menjadi pelajaran wajib di sekolah maupun kampus di Tanah Air,” ujar Gus Ami, Selasa (1/6/2021).

Setelah orde baru kata dia, ada trauma bagi bangsa ini untuk melanjutkan berbagai kebijakan yang sebenarnya sudah baik di masa lalu. Seperti upaya pribumisasi Pancasila melalui program Pendoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau kewajiban bagi setiap peserta didik untuk menempuh Pelajaran Moral Pancasila (PMP).

(Baca juga: Mengintip Teknik Infiltrasi Berbahaya Kopaska Melalui Peluncur Torpedo Kapal Selam)

“Akibatnya setelah hampir lebih dari 20 tahun masa reformasi banyak anak muda yang asing dengan Pancasila, sementara yang usia dewasa perlahan-lahan melupakannya,” ujarnya.

Dia menilai hal yang wajar jika ada trauma bagi bangsa ini untuk melanjutkan kebijakan di masa orde baru termasuk pribumisasi Pancasila. Menurutnya pada saat itu Pancasila dijadikan sebagai alat propaganda untuk melanggengkan dominasi rezim penguasa.

“Siapa saja yang bersuara kritis terhadap rezim penguasa dicap tidak Pancasialis dan dianggap melawan negara. Jadi wajar pasca-orde baru banyak kalangan yang trauma mendengar terminologi Pancasila. Padahal Pancasila adalah dasar negara,” katanya.

Rasa trauma itu, lanjut dia diekspresikan dalam banyak hal. Mulai dari pembubaran Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7), menghapus penataran P4, hingga tidak ada lagi pelajaran wajib PMP di bangku sekolah. Padahal di satu sisi Pancasila tetap dibutuhkan sebagai mercusuar atau alat pandu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Apalagi dewasa ini banyak sekali ideologi sekuler maupun radikal yang mencoba mempengaruhi banyak anak bangsa melalui berbagai platform media sosial. Situasi ini harus diimbangi dengan upaya mengenalkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada anak bangsa terutama para generasi milenial,” katanya.

Menyitir pandangan Rais A’aam PBNU KH Achmad Siddiq periode 1984-1989, Gus AMI menegaskan jika Pancasila sebagai ideologi Bangsa tidak bertentangan dengan Islam bahkan dapat berjalan bersama dan saling mengisi. Menurutnya pandangan KH Achmad Siddiq tersebut harus terus diingat umat Islam khususnya nadhliyin sehingga tidak ada lagi yang mencoba mempertentangkan Pancasila dengan Islam. "Tidak ada pertentangan antara Pancasila dengan Agama sehingga jika ada yang mencoba mempertentangkan jelas bukan atas dasar agama tetapi karena syahwat politik kekusaan," tukasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya