Rasa kecewa Aniyah dan Gazali adalah satu ungkapan dari ratusan ribu jamaah haji yang batal beribadah.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengizinkan jemaah haji luar negeri untuk ikut menunaikan ibadah haji pada Juli dengan pertimbangan 15.000 dari dalam negeri dan 45.000 dari luar negeri.
Berdampak Psikologis
Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi mengatakan, dua tahun berturut-turut pemerintah tidak memberangkatkan haji itu berdampak besar bagi psikologis rakyat Indonesia.
"Mereka merasa, kok sesuatu yang penting bagi umat Islam sepertinya kurang diperjuangkan pemerintah sampai akhir, padahal Saudi belum memutuskan, kan masih ada peluang," kata Dadi Darmadi.
Dadi membayangkan, dari 45.000 dengan perhitungan kotor, Indonesia berpotensi mendapatkan sekitar 4.000 hingga 5.000 orang dan mungkin lebih kecil.
Indonesia sebagai negara Islam terbesar mendapatkan kuota haji terbanyak di dunia memiliki posisi tawar untuk memperjuangkan kuota tersebut.
"Ini bukan soal jumlah, tapi tentang upaya pemerintah untuk membangkitkan semangat masyarakat bahwa pemerintah berhasil memperjuangan yang paling penting bagi umat Islam Indonesia dan ada harapan bagi jemaah untuk naik haji," katanya.
(Awaludin)