Studi Terbaru: Manusia Mungkin Telah Berjuang Lawan Covid-19 Sejak 20.000 Tahun Lalu

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 28 Juni 2021 09:59 WIB
Uji tes Covid-19 (Foto: Reuters)
Share :

AUSTRALIA - Pandemi Covid-19 baru-baru ini yang menyebabkan dunia terkunci atau lockdown selama lebih dari setahun mungkin bukan perjuangan pertama umat manusia melawan virus corona.

Menurut sebuah studi baru dari Australian National University menemukan virus corona meninggalkan semacam penanda sejarah dalam genom manusia.

'Coronavirus' adalah istilah umum yang mencakup Covid-19, SARS, dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah yabg telah ada jauh lebih lama daripada pandemi baru-baru ini.

Selama penelitian, para akademisi memeriksa genom lebih dari 2.500 orang dari 26 negara.

“Pandemi sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2) saat ini telah menekankan kerentanan populasi manusia terhadap tekanan virus baru, terlepas dari beragam alat epidemiologis dan biomedis yang sekarang tersedia,” ungkap studi tersebut.

(Baca juga: Polisi Identifikasi 5 Orang yang Tewas dalam Kecelakaan Balon Udara)

“Khususnya, genom manusia modern mengandung informasi evolusioner yang menelusuri kembali puluhan ribu tahun, yang dapat membantu mengidentifikasi virus yang telah memengaruhi nenek moyang kita—menunjukkan virus mana yang memiliki potensi pandemi di masa depan,” lanjut penelitian itu.

“Dengan mempelajari lebih banyak tentang musuh virus purba kita, penelitian kami menyoroti janji informasi evolusioner untuk memprediksi pandemi di masa depan dengan lebih baik,” terangnya.

Para peneliti menemukan bukti dalam sampel genom bahwa virus corona telah ada, memaksa gen itu sendiri untuk beradaptasi.

(Baca juga: Covid-19 Melonjak, Mayarakat Berbondong-bondong Tinggalkan Kota, Terminal Kapal Feri Penuh)

Indikasi jika gen terpaksa beradaptasi setelah bersentuhan dengan virus corona ditemukan pada lima populasi, semuanya dari Asia Timur.

Menurut penelitian tersebut, hal ini menunjukkan nenek moyang orang modern di Asia Timur pertama kali terkena penyakit ini sekitar 25.000 tahun yang lalu, Temuan ini, bagaimanapun, terbatas pada Asia Timur.

“Ketika kami membandingkan mereka dengan populasi di seluruh dunia, kami tidak dapat menemukan sinyalnya,” terang Yassine Soulimi, seorang peneliti postdoctoral di University of Adelaide.

Penelitian ini diterbitkan minggu lalu di jurnal ilmiah peer-review “Current Biology.”

Penelitian tersebut berjudul 'epidemi virus kuno yang melibatkan gen yang berinteraksi dengan virus corona lebih dari 20.000 tahun yang lalu di Asia Timur'.

Studi ini dapat mengarah pada penemuan mutasi yang menyelamatkan nyawa dalam genom yang memungkinkan para ilmuwan membedah protein untuk mengisolasi mutasi.

Virus juga dapat berevolusi, dan perubahan tingkat mutasi inilah yang memicu pertempuran untuk menemukan vaksin untuk Covid-19.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya