Cerita Sedih Soeharto soal Meninggalnya Panglima Besar Soedirman

Tim Okezone, Jurnalis
Jum'at 23 Juli 2021 06:48 WIB
Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI oleh Presiden Soekarno pada 8 Juni 1947. (Foto: Perpusnas)
Share :

Presiden Soekarno yang sudah diangkat menjadi Presiden RIS dan berkedudukan di Jakarta, sedang berada di India untuk melaksanakan kunjungan persahabatan. Tetapi di akhir Desember sebelumnya beliau sempat menulis sepucuk surat kepada almarhum, meminta maaf atas kekhilafan-kekhilafan dan kesalahannya.

Beliau seperti sudah merasa, bahwa perpisahan untuk selama-lamanya dengan Panglima Besar itu sudah berada di ambang pintu. “Mohonkanlah supaya Kanda di dalam jabatan baru selalu dipimpin dan diberi kekuatan oleh Tuhan. Manusia tak berkuasa sesuatu apa, hanya Dialah yang menentukan segala-galanya ……,” tulis Presiden Soekarno kepada Panglima Besar Soedirman.

Baca juga: 8 Fakta Makam di Klaten Dibongkar karena Tali Pocong Belum Dilepas

Acting Presiden RI Mr. Assaat, selaku wakil Pemerintah RI mengucapkan kata-kata selamat jalan. Dr. J. Leimena, mewakili Pemerintah RIS, Jenderal Mayor Suhardjo, mewakili Angkatan Perang RIS menyatakan penghormatan.

Suasana haru meliputi Taman Makam Pahlawan itu, sebelum dan sesudah salvo ditembakkan. Penghormatan diberikan dan peti jenazah diturunkan perlahan-lahan ke dalam liang kubur di bawah naungan bendera Merah Putih.

Ibu Dirman yang pertama menimbunkan tanah ke atas peti jenazah diikuti oleh Acting Presiden RI Mr. Assaat, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Jenderal Mayor Suhardjo, Kolonel Gatot Soebroto, Dr. Leimena, dan lain-lainnya.

"Saya memimpin para perwira lainnya melakukan penimbunan yang terakhir, dengan mengucapkan doa yang setulus-tulusnya di dalam hati. Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan," ungkap Soeharto.

(Widi Agustian)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya