WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) meminta Taliban untuk terlibat dalam negosiasi serius setelah Taliban bersikeras tidak akan ada perdamaian di Afghanistan sampai ada pemerintahan baru yang dirundingkan di Kabul dan Presiden Ashraf Ghani digulingkan.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Associated Press, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, yang juga anggota tim perunding kelompok itu, menjelaskan sikap Taliban tentang apa yang harus terjadi selanjutnya di negara pegunungan itu.
Dalam jumpa pers lewat telepon, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Jalina Porter, mengatakan pihaknya meminta Taliban terlibat dalam negosiasi serius untuk menentukan peta jalan politik bagi masa depan Afghanistan yang mengarah pada penyelesaian yang adil dan langgeng.
(Baca juga: Filipina Banjir, 14.000 Orang Mengungsi ke Pusat Evakuasi)
“Kami terus melakukan semua upaya yang memungkinkan untuk terus mengupayakan dan mendukung proses diplomatik menuju perdamaian. Bersama dengan komunitas internasional kami mendesak semua pihak untuk mencapai penyelesaian politik yang dinegosiasikan dan gencatan senjata permanen dan komprehensif,” terangnya.
Seperti diektahui, Taliban dengan cepat merebut wilayah dalam beberapa pekan terakhir, merebut perlintasan perbatasan strategis dan mengancam sejumlah ibu kota provinsi – keberhasilan yang dicapai sementara tentara AS dan NATO terakhir meninggalkan Afghanistan.
(Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Usia 15.000 Tahun, Tidak Bahaya bagi Manusia)
(Susi Susanti)