BRASIL - Studi terbaru memberikan bukti bahwa kepemimpinan perempuan dapat menyelamatkan nyawa dalam pandemi Covid-19.
Kepemimpinan perempuan mendapat banyak perhatian dalam pandemi ini, dan untuk alasan yang bagus.
Pada awal pandemi, para pemimpin negara seperti Jacinta Ardern (Selandia Baru), Tsai Ing-wen (Taiwan), dan Sheikh Hasina (Bangladesh) dipuji karena mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap Covid dan mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Namun kaitan antara gender dan kebijakan kesehatan sebagian besar hanya berupa anekdot - sampai sekarang.
Studi terbaru di Brasil menunjukkan bahwa perempuan dalam posisi pemimpin dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dalam pandemi, dibandingkan laki-laki.
Para peneliti menemukan bahwa kota-kota yang dipimpin oleh perempuan di negara itu mencatat 43% lebih sedikit kematian dan 30% lebih sedikit perawatan di rumah sakit daripada kota-kota yang dipimpin oleh laki-laki.
(Baca juga: Biden Alokasikan Dana Darurat Rp1,4 Triliun untuk Pengungsi Afghanistan)
Mereka menjelaskan hal ini terkait dengan pengadopsian langkah-langkah nonfarmakologis - seperti mewajibkan penggunaan masker dan melarang kerumunan - yang lebih cenderung diberlakukan oleh perempuan.
"Temuan kami memberikan bukti kausal yang kredibel bahwa kinerja pemimpin perempuan lebih baik dari pemimpin laki-laki ketika menangani isu kebijakan global," tulis para peneliti.
"Hasil kami juga menunjukkan peran yang dapat dimainkan pemimpin lokal dalam membantah kebijakan buruk yang diterapkan oleh pemimpin populis di tingkat nasional,” lanjutnya.