Sydney 'Lockdown', Warga: "Kami Bukan Virusnya"

Antara, Jurnalis
Selasa 10 Agustus 2021 15:04 WIB
Sydney 'lockdown' akibat pandemi virus Covid-19 (Foto: Antara/Reuters)
Share :

SYDNEY - Di atas pasir Pantai Bondi, kawasan elite di pinggiran Sydney, para peselancar dan pejalan kaki berdesakan mencari ruang, sementara pejoging memadati kawasan pedestrian dan penyuka kebugaran berkerumun di sekitar peralatan olahraga publik.

Ke arah barat, di mana wabah Covid-19 terbesar muncul, toko-toko yang tutup tampak di jalan-jalan yang kosong ketika sejumlah kawasan migran terbesar di Australia menjalani penguncian ketat dan dijaga polisi dan tentara.

Sekitar tiga perempat dari hampir 5.000 kasus aktif di negara bagian New South Wales berasal dari sembilan distrik di Sydney, kawasan urban yang terentang sepanjang 12 km arah barat daya Sydney Harbour Bridge ke kaki-kaki bukit di Blue Mountains.

"Masyarakat di sini benar-benar berjuang sekarang dan mereka merasa ada standar ganda," kata Bilal El-Hayek, seorang anggota dewan kota yang menghabiskan sebagian besar waktunya membantu mengirim paket makanan pada orang-orang yang tak berhak mendapatkan tunjangan pandemi.

(Baca juga: Biden Atasi Masalah Rasisme dengan Merobohkan 'Jalanan')

"Anda lihat foto dan video dari bagian timur, orang-orang di pantai, sementara di sini jalan-jalan sangat sepi," kata dia.

Kota terbesar di Australia itu tengah berjuang menahan wabah terburuk selama pandemi.

Namun, pembatasan lebih keras dan kebijakan lebih tegas di kawasan permukiman yang paling terdampak telah menyulut kebencian pada orang-orang paling rentan di sana.

Perasaan itu meruap sejak wabah Delta muncul di Bondi pada seorang pengemudi bandara yang tak bermasker dan belum divaksin.

(Baca juga: Kebakaran Hutan, Burung Bangau Mati Saat Lintasi Yunani)

Kota di Pantai Timur dan berpenduduk 5 juta jiwa itu dalam penguncian. Sekitar 1,8 juta orang beragam etnis di bagian barat dilarang meninggalkan lingkungan sekitar mereka dan melakukan pekerjaan tatap-muka.

Pekerja berwenang harus menjalani tes setiap tiga hari, dan masker wajib dipakai ketika keluar rumah.

Situasi yang berbeda ditemukan di bagian lain kota itu. Pekerjaan konstruksi dan perawatan gedung dibolehkan, pembatasan pergerakan diterapkan lebih longgar dan masker tak wajib dipakai di luar ruangan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya