SALAH satu pengibar bendera sang saka merah putih saat proklamasi ialah Brigjen TNI (Purn) Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat. Pria kelahiran Jatinegara, 15 Februari 1911 itu merupakan putra dari Raden Mas Said Hendraningrat.
Pemuda Betawi itu merupakan seorang cudanco (komandan kompi) pada Jakarta-syoo Dai Ichi Daidan pimpinan Kasman Singodimejo. Kisahnya bermula pada 17 Agustus 1945 pagi, ia mengatakan kepada sidokan (tentara Jepang yang mengawasi Daidan) bakal latihan di kota bersama rekan-rekannya.
Baca juga: Kata 'Indonesia' Berawal dari Diskusi di Meja Redaksi Logan
Namun sebenarnya di Ibu Kota saat hari proklamasi, Latief berada di halaman rumah Jalan Pegangsaan Timur 56 untuk melakukan penjagaan.
"Pikiran saya waktu itu memang tegang. Mata terus tertuju ke jalan besar melihat kemungkinan gangguan," ujar Latief, sebagaimana dikutip dari buku 'Seputar Proklamasi Kemerdekaan' yang disunting oleh Hendri F Isnaeni.
Baca juga: Ini Pesan Perpisahan Sri Sultan HB IX kepada Soekarno-Hatta saat Pindah ke Jakarta
Upacara proklamasi kemerdekaan pun dilakukan, dan Ir Soekarno menjadi pemimpinnya yang membacakan teks kemerdekaan. Saat itu Latief Hendraningrat berada di sebelah kanan Bung Karno. Proklamasi diucapkan, kemudian Indonesia merdeka.