Peneliti Ungkap Misteri Kutukan Mumi Mesir Kuno, Ini Faktanya

Yudi Setyowibowo, Jurnalis
Rabu 25 Agustus 2021 11:11 WIB
Mumi Tutankhamun. (Foto: Reuters)
Share :

KAIRO – Sejumlah ilmuwan yang melakukan penelitian terkait kutukan mumi Raja Tutankhamun, yang ditemukan dalam penggalian pada 1922, telah mendapatkan fakta baru yang menarik. Hal ini berkaitan dengan penyakit yang diderita Bangsawan Inggris George Herbert, Earl of Carnarvon Kelima, yang mendanai penggalian makam Tutankhamun tersebut.

Earl of Carnarvon Kelima diketahui meninggal akibat sakit pada April 1923, beberapa bulan setelah menemukan makam Tutankhamun. Kematiannya dihubungkan dengan mitos mengenai kutukan makam sang Firaun Mesir.

BACA JUGA: Ruang Makam Tutankhamun Pertama Kali Dijamah dalam 3.000 Tahun

Halaman utama surat kabar The Courier Journal edisi 21 Maret 1923 yang diterbitkan di Louisville, Kentucky, memuat headline "Kutukan Firaun 3.000 tahun Terlihat dalam Penyakit Carnarvon".

Kematian Carnarvon langsung tersebar. Dia menderita infeksi yang dilaporkan akibat kecelakaan bercukur ketika memotong bekas gigitan nyamuk. Laporan itu juga mengabarkan istrinya, Almina Herbert, jatuh sakit tetapi sembuh dan hidup hingga 93 tahun dan meninggal pada 1969.

Para ilmuwan mempelajari kebenaran tentang kutukan mumi itu. Mereka mencari tahu apakah patogen yang hidup dalam waktu yang lama menyebabkan “kutukan” tersebut.

BACA JUGA: Misteri Mumi Mesir Tutankhamun Akhirnya Terungkap

Dengan menggunakan pemodelan matematika, para ilmuwan menentukan berapa lama patogen dapat bertahan hidup dalam makam. Penelitian ini dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1996 dan 1998 di jurnal “Proceedings of Royal Society B: Biological Sciences”.

"Memang, kematian misterius Lord Carnarvon setelah memasuki makam firaun Mesir Tutankhamun berpotensi dijelaskan oleh infeksi patogen yang sangat mematikan dan berumur sangat panjang," tulis Sylvain Gandon dalam artikel jurnal tahun 1998. Gandon adalah seorang peneliti di Universitas Pierre dan Marie Curie di Paris ketika makalah itu diterbitkan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya