PAPUA NUGINI - Papua Nugini mengakui telah membuat ‘kesalahan besar’ setelah berjuang untuk menjual armada mobil mewah senilai 4,2 juta poundsterling (Rp81 miliar) yang dibeli untuk memberi kesan para politisi selama pertemuan para pemimpin regional.
Pemerintah saat itu membual bahwa Maserati akan diambil setelah digunakan untuk konferensi Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2018.
Pembelian tersebut menimbulkan kontroversi, dengan beberapa pemimpin menolak untuk menggunakannya.
Sekarang negara itu - salah satu yang termiskin di Pasifik - akan menjual rugi mobil-mobil tersebut.
(Baca juga: Kelompok Militan dari Negaranya Nyatakan Siap Perang dengan Indonesia, Ini Respon PNG)
"Jika kami memiliki pandangan ke depan, Maserati tidak akan dibeli sejak awal," kata Menteri Keuangan Sir John Pundari kepada media lokal.
"Saya tidak tahu alasan, mengapa kami memutuskan untuk membeli Maserati dan sekarang kami terjebak dengan dilema ini," tambahnya.
(Baca juga: Perdana Menteri Pertama Papua Nugini, Michael Somare Meninggal Dunia)
Mobil-mobil itu sekarang akan dijual dengan harga masing-masing sekitar 400.000 kina (Rp1,6 miliar), sekitar 20% kerugian yang didapat dari harga aslinya.
Sedan Quattroporte dibeli melalui dealer di Sri Lanka dan diterbangkan ke negara itu dengan jet jumbo sewaan.