Anggota DPRD DKI Beberkan "Senjata" Ampuh agar Jakarta Bebas Banjir

Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Kamis 21 Oktober 2021 19:02 WIB
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth saat kunjungan kerja ke BMKG (foto: istimewa)
Share :

JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth membeberkan perihal penanganan banjir khususnya di Jakarta, yang harus menerapkan teknologi dan tidak hanya sebatas meningkatkan kewaspadaan, tapi praktiknya masih menggunakan cara-cara manual.

Menurut pria yang disapa Kent itu, penerapan early warning system dengan mengkombinasikan teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) dari tingkat satuan kerja hingga perangkat RT adalah jawaban, bagaimana Jakarta meredam dampak banjir yang sering menimbulkan korban jiwa dan materi.

”Maka saya mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk mulai melakukan langkah taktis itu. Early warning system adalah jawaban. Penanggulangan banjir tidak bertumpu pada pengerukan lumpur sungai saja, yang nyatanya juga tidak maksimal. Ini kembali pada komitmen, mau atau tidak!," tegas Kent dalam keterangannya, Kamis (21/10/2021).

Baca juga:  Tak Hanya Gerebek Lumpur, Berikut Program Pencegahan Banjir Pemprov DKI

Kata Kent, pengerukan lumpur sungai yang awalnya dapat dimaksimalkan ternyata jauh dari harapan, dikarenakan keterbatasan alat berat yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta hingga tambal sulam penggunaan alat berat dilakukan, hal tersebut menjadi bukti bahwa Pemprov DKI tidak konsen pada pemenuhan infrastruktur pendukung, apalagi mau bicara penerapan teknologi.

”Kalau deteksi dini penanganan banjir saja masih pakai ombrometer manual (alat ukur curah hujan), ya jelas tertinggal jauh dong. Di zaman 4.0 seperti sekarang ini cara seperti ini sangat tidak realistis dan tidak adaptif mengikuti perkembangan zaman, penerapan teknologi harus mulai dilakukan,” terang politisi PDI Perjuangan itu.

Baca juga: Musim Penghujan, Pemprov DKI Siagakan 284 Pompa Mobile

Menurut Kent, Pemprov DKI tidak bisa hanya bertumpu pada keberadan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang bekerja memprediksi cuaca, dan tidak juga bisa bergantung pada pengamatan manual menggunakan ombrometer.

”Sekali lagi, terapan teknologi harus diciptakan. Jangan juga hanya mengandalkan sumur resapan saja, sumur resapan itu cocok kalau digunakan untuk menggantikan fungsi wilayah yang tangkapan airnya semakin berkurang. Namun, tidak bisa mengatasi permasalahan luapan air sungai," bebernya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya