Kerusuhan ini terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Litoral, penjara kota pantai Guayaquil.
Pihak berwenang mengaitkan pertempuran itu dengan geng penjara yang terkait dengan kartel narkoba internasional. Polisi yang telah memasuki gedung penjara telah menemukan senjata dan bahan peledak.
Komandan polisi Jenderal Tanya Varela mengatakan pihak berwenang yang menggunakan drone melihat bahwa narapidana di tiga paviliun dipersenjatai dengan senjata dan bahan peledak dan berusaha memasuki paviliun 2, yang tanpa pemimpinnya yang telah dibebaskan awal pekan ini.
Baca juga: Baku Tembak 8 Jam di Penjara Tewaskan 68 Tahanan, 900 Polisi Dikerahkan
Dia mengatakan petugas polisi masuk untuk mencoba melindungi paviliun dan membuat narapidana di daerah lain kembali ke sel mereka. “Peristiwa ini terjadi karena perselisihan antar geng kriminal atas wilayah; sekarang ada paviliun tanpa pemimpin,” katanya.
Kantor Kejaksaan Agung, di akun Twitter-nya, mengatakan jumlah korban tewas menjadi 68 napi dan mengatakan 25 narapidana lainnya terluka.
Baca juga: Penjara Rusuh, 68 Tahanan Tewas
Kekerasan penjara terjadi di tengah keadaan darurat nasional yang ditetapkan oleh Presiden Guillermo Lasso pada Oktober lalu yang memberdayakan pasukan keamanan untuk memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan lainnya.
Pada Sabtu (13/11), Lasso mentweet bahwa "hak pertama yang harus kita jamin adalah hak untuk hidup dan kebebasan, yang tidak mungkin jika pasukan keamanan tidak dapat bertindak untuk melindungi." Dia merujuk penolakan Mahkamah Konstitusi baru-baru ini untuk mengizinkan militer masuk penjara meskipun dalam keadaan darurat. Tentara saat ini berada di luar Litoral.
Lembaga pemasyarakatan Ekuador mengalami gelombang kekerasan brutal.
Pada akhir September, pertempuran di antara anggota geng di penjara Litoral menewaskan sedikitnya 118 orang dalam apa yang digambarkan pihak berwenang sebagai pembantaian penjara terburuk di negara Amerika Selatan itu. Para pejabat mengatakan sedikitnya lima orang tewas dipenggal. Pada bulan Februari, 79 narapidana tewas dalam kerusuhan serentak di berbagai penjara. Sejauh tahun ini, lebih dari 300 tahanan tewas dalam bentrokan di penjara di seluruh negeri.
Selain kepadatan penduduk, pihak berwenang di Ekuador mengatakan masalah utama adalah akses narapidana ke senjata, terkadang kaliber tinggi, dan amunisi. Mereka mengatakan mereka memasuki penjara melalui kendaraan pengiriman, pengiriman drone dan pejabat minggu ini mencegah senjata kaliber tinggi memasuki penjara melalui tembok.
(Susi Susanti)