LAMPUNG - Pemilihan ketua umum (ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) digelar di Universitas Lampung (Unila). Pemilihan dilakukan pada pukul 22.30 WIB -23.59 WIB.
"Sesuai hasil pleno 1 dan rapat SC- OC maka diputuskan pleno 5 dilaksanakan di Unila," kata Sekretaris Panitia Penyelenggara Muktamar ke-34 NU, Syahrizal Syarif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/12/2021).
Baca Juga: Kembali Maju Bursa Caketum PBNU, Said Aqil: Saya Hidup Terus Optimis
Hal tersebut juga disampaikan oleh Ketua SC Muktamar ke-34 NU, M.Nuh bahwa pemilihan ketum PBNU dilaksanakan di Unila. Mengingat efiensi waktu agar usai dipilih Ahwa lalu Rais Aam langsung memilih ketum PBNU.
"Unila," ujar dia saat ditemui usai sidang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) PBNU Masa Khidmat 2016- 2021, Pandangan Umum atas LPJ PBNU, di UIN Raden Intan Lampung.
Pemilihan dilakukan usai sidang pleno IV yakni penetapan metode ahlul halli wal aqdi (AHWA), Sidang Ahwa, dan pengumuman Hasil Sidang Ahwa pada pukul 20.00-22.30 WIB.
Terkait penetapan Ahwa, M.Nuh mengatakan dibagi ke dalam dalam 6 kelompok yang masing-masing 100 orang. "Jadi satu kotak besar kita bagi 100 sehingga 3,5 jam itu kita arahkan jam 5 sudah rampung menghitungnya. Nanti jam 7 malam pada saat pleno kita paparkan hasilnya," kata dia.
Baca Juga: Kiai Said Sebut Banyak Nahdliyin Hidup Miskin, Ini Respons Gus Yahya
Sehingga nantinya terpilih urutan 9 terbesar menjadi Ahwa. Namun, jika ada yang memiliki perolehan suara yang sama maka dilakukan musyawarah.
"Itu dipersilakan untuk musyawarah di antara beliau-beliau. Kami punya keyakinan beliau-beliau pastilah bisa bermusyawarah dengan baik," ucapnya.
Setelah terbentuk AHWA, maka mereka langsung rapat untuk menetapkan Rais Aam. "Di antara 9 itu boleh, dari orang luar di antara 9 itu juga boleh ditetapkan sebagai rais aam," ujar dia.
(Arief Setyadi )