Para pejabat juga tampaknya mengulangi penilaian intelijen militer sebelumnya bahwa Iran dapat mengembangkan bom nuklir dalam waktu dua tahun jika memiliki niat untuk melakukannya. Dalam beberapa pekan terakhir, Israel telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan membiarkan Teheran menjadi negara nuklir, bahkan ketika negosiasi di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015 yang terhenti terus berlanjut.
Pertimbangan lain yang dilaporkan termasuk kemampuan Hizbullah untuk meningkatkan persenjataan rudal presisi meskipun ada tindakan keras Israel pada pengiriman amunisi. Demikian pula, IDF memperingatkan bahwa mereka telah gagal melumpuhkan susunan roket jarak jauh Hamas selama pertempuran di bulan Mei. Kelompok militan Palestina tampaknya juga menambah jumlah dan membangun kembali fasilitas produksi.
Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan dia telah memberi tahu para pejabat Amerika Serikat (AS) tentang telah menginstruksikan IDF untuk mempersiapkan serangan terhadap Iran. Namun, pejabat senior militer Iran membalas bahwa Israel tidak dapat menindaklanjuti ancaman tanpa “lampu hijau dan dukungan AS.”
(Susi Susanti)