SYEKH Zakaria adalah seorang ulama dan dianggap wali yang konon secara nasab masih berhubungan dengan Mataram, yakni dari Kanjeng Susuhan Paku Buwono I yang memiliki putera Pangeran Haryo Diponegoro. Pangeran Haryo Diponegoro memiliki putra seorang ulama terkenal bernama Kiai Zakaria I.
Kiai Zakaria I memiliki putra Raden Mas Soeryokoesoemo. Raden Mas Soeryokoesomo inilah yang kemudian bernama Syekh Zakaria II yang kemudian mengembara ke Sleman, Nganjuk, Bojonegoro dan Blitar. Beliau pulalah (Syekh Zakaria II) yang kemudian membangun padepokan (pesantren) di lereng Gunung Kawi Wonosari Malang ini.
Dikutip dari Nu.or.id, dalam pengembaraannya, Syekh Zakaria berganti nama menjadi Sajoego. Maka terkenallah ia dengan sebutan Mbah Joego. Demikianlah apa yang sekilas mengenai cerita Syekh Zakaria yang beredar di kalangan masyarakat di sana.
Jika berjalan-jalan ke daerah Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Anda akan menjumpai di sana makam Syekh Zakaria. Untuk menuju ke makam, Anda akan melewati gang-gang kecil dan sempit, namun ramai akan penjual berbagai macam cendera mata. Segera setelah itu akan keluar dari gang sempit tersebut dan disambut oleh pintu gerbang sebung Madrasah Ibtidaiyah Maarif Syekh Zakaria.
Meskipun madrasah tersebut berada di pelosok desa dan di pegunungan, namun tampak bahwa pengelolaan bangunan fisik madrasah itu sangat baik. Taman dan dinding madrasah sangatlah terawat. Demikian pula halaman dan pekarangannya yang senantiasa terlihat bersih dan ditumbuhi bunga-bunga.
Baca juga: Kisah Cut Nyak Dhien, Tokoh Perempuan yang Meninggal di Pengasingan
Di depan madrasah itu terdapat sebuah masjid yang cukup besar sebagai tempat penduduk sekitar dan para peziarah melaksanakan shalat berjamaah. Tempat wudhu dan toiletnya nyaman dan bersih. Demikian pula sirkulasi airnya, lancar dan deras sekali, membuat siapapun yang sholat di sana merasa kerasan. Belok kiri dari gang tersebut maka anda akan menemui jalan besar yang berpaving. Jalan ini menuju makam Syekh Zakaria.
Kerukunan Pribumi-Tionghoa
Selayaknya makam para ulama dan wali pada umumnya di Nusantara, makam Syekh Zakaria juga banyak dikunjungi masyarakat. Terkhusus pada malam Ahad Pon dan ketika tahun baru hijriyah, para peziarah membludak di sana. Namun ada yang berbeda dan unik dari pesarean Syekh Zakaria ini.