“Di sini, satu-satunya pria yang kami temui para gadis lajang yang menikah atau memiliki hubungan keluarga dengan kami, semua orang adalah sepupu. Aku sudah lama tidak mencium pria," katanya.
“Kita semua bermimpi jatuh cinta dan menikah. Tapi kami senang tinggal di sini dan tidak ingin meninggalkan kota untuk mencari suami,” ujarnya.
Kurangnya para lelaki paruh baya yang memenuhi syarat kini telah menyebabkan banyak wanita muda lajang di komunitas itu untuk mengajukan banding bagi pria yang tertarik - tetapi hanya mereka yang mau beradaptasi untuk hidup di dunia wanita.
“Kami ingin mengenal pria yang akan meninggalkan kehidupan mereka sendiri dan datang untuk menjadi bagian dari kami,” ujarnya.
"Tapi pertama-tama mereka harus setuju untuk melakukan apa yang kita katakan dan hidup sesuai dengan aturan kita,” terangnya.
Namun kota ini memiliki peringatan tersendiri. Peringatannya adalah bahwa pria harus menjalani hidup mereka sesuai dengan aturan wanita.