Ketegangan Meningkat, Kemenlu Ukraina: Warga Diperintahkan Tinggalkan Rusia Sekarang

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 24 Februari 2022 06:28 WIB
Kemenlu Ukraina peringatkan warganya segera hengkang dari Rusia menyusul ketegangan yang semakin meningkat (Foto: Reuters)
Share :

UKRAINA - Pemerintah Ukraina memerintahkan semua warganya di Rusia untuk segera hengkang, sekaligus memperingatkan seluruh warga Ukraina untuk tidak berkunjung ke negara tersebut. Peringatan itu dirilis di tengah peningkatan ketegangan di perbatasan Ukraina dan Rusia.

"Kementerian Luar Negeri merekomendasikan semua warga Ukraina menahan diri untuk melakukan kunjungan apapun ke Federasi Rusia, dan bagi mereka yang berada di negara itu agar segera meninggalkan wilayah tersebut," sebut pernyataan resmi Kemenlu Ukraina.

Kemenlu Ukraina menambahkan peningkatan agresi Rusia terhadap Ukraina membuat mereka tidak dapat memberikan bantuan konsuler kepada warga Ukraina di Rusia.

Diperkirakan ada beberapa juta warga Ukraina yang kini bermukim di Rusia.

Baca juga: Ukraina Desak Lebih Banyak Sanksi Terhadap Rusia, Serukan Keadaan Darurat Nasional 30 Hari

Sementara itu, Ukraina mulai merekrut warganya dari usia 18-60 tahun sebagai anggota pasukan cadangan menyusul dekrit yang dikeluarkan Presiden Volodymyr Zelensky.

Militer Ukraina menyatakan periode dinas maksimum mencapai satu tahun dan orang-orang yang punya keahlian, seperti montir, akan ditempatkan ke unit-unit khusus.

Baca juga: Rusia Akui Kemerdekaan Republik Donbass, Kirim Pasukan ke Ukraina Timur

Para pejabat Ukraina mengingatkan bahwa individu yang mengabaikan dekrit ini dapat menghadapi ancaman pidana.

Sejumlah pakar memperkirakan ada sekitar 900.000 orang yang kini menjadi anggota pasukan cadangan militer Ukraina.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas apa yang disebut Presiden Joe Biden sebagai "dimulainya invasi Rusia terhadap Ukraina"

"Kami telah memutus pemerintah Rusia dari pembiayaan Barat," terangnya.

Pengumuman dari Biden ini menyusul politisi-politisi Rusia yang mengotorisasi Presiden Rusia Valdimir Putin untuk mengirim pasukan ke dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur.

Rusia mengatakan kedua wilayah ini adalah daerah independen - sebuah langkah yang dikatakan oleh Ukraina menyerang kedaulatan mereka.

Negara-negara Barat melihat aksi ini sebagai awal dari invasi yang lebih luas. Pada Senin, Putin mengirim tentara ke wilayah Donetsk dan Luhansk, "untuk menjaga perdamaian" - sebuah alasan yang disebut AS sebagai "omong kosong".

Pencitraan satelit selama 24 jam terakhir menunjukkan sejumlah pasukan dan perlengkapan militer baru diberangkatkan dari sebelah barat Rusia, dan lebih dari 100 kendaraan di pangkalan udara di Belarus, dekat perbatasan Ukraina, menurut perusahaan teknologi luar angkasa AS, Maxar.

Militer Rusia tidak berkomentar apa-apa, dan tidak jelas apakah ada tentara Rusia yang dikirimkan masuk ke Ukraina timur.

Saat mengumumkan "tahap pertama" penjatuhan sanksi langsung kepada Rusia pada Selasa (22/02), Biden mengatakan sanksi ini menyusul pengumuman jika Rusia baru saja mengumumkan bahwa mereka sedang mengincar sebagian besar Ukraina.

Sanksi ini di antaranya menyasar utang luar negeri Rusia, yang artinya negara ini tidak bisa lagi menggalang dana untuk membiayai keuangan negaranya melalui institusi finansial Barat.

AS juga menjatuhkan sanksi kepada sejumlah "elite" tingkat tinggi di Rusia.

"Mereka berbagi keuntungan korup dari kebijakan Kremlin, maka mereka harus berbagi kerugian yang sama," ujarnya.

AS sebelumnya telah melarang perusahaan-perusahaan AS untuk berdagang dengan wilayah yang dikuasai pemberontak, Donetsk dan Luhansk, namun beberapa perusahaan diketahui masih melakukannya.

Inggris dan Uni Eropa juga mengumumkan gelombang sanksi terhadap bank-bank Rusia, juga kepada individu-individu di negara tersebut sejak Selasa. Namun di antara sanksi yang sudah dijatuhkan, tidak ada yang sekeras seperti yang ada dalam ancaman AS bila Rusia melakukan invasi skala penuh.

Diketahui, Rusia mengatakan pasukannya akan terlibat dalam "penjaga perdamaian" di republik rakyat Donetsk dan Luhansk, yang dideklarasikan secara sepihak oleh kelompok pro-Moskow di wilayah itu.

Kedua wilayah tersebut adalah basis pemberontak yang didukung Rusia, yang telah memerangi pasukan Ukraina sejak 2014.

Langkah Putin itu langsung dikecam Presiden Ukraina yang menuduh Rusia sengaja melanggar kedaulatannya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya