Rusia Bombardir Kharkiv, Kota Terbesar Kedua di Ukraina

Agregasi VOA, Jurnalis
Rabu 02 Maret 2022 06:35 WIB
Rusia serang Ukraina (foto: AP)
Share :


UKRAINA - Rusia bombardir kota terbesar kedua Ukraina, pada Selasa (1/3), sementara satu barisan pasukan Rusia berada di sepanjang jalan di sebelah utara Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada hari keenam invasi Rusia terhadap negara tetangganya itu.

Kementerian Luar Negeri Ukraina membagikan video salah satu serangan di gedung Administrasi Pemerintah Regional Kharkiv di pusat kota, yang menyisakan bola api raksasa dan asap.

“Serangan terhadap Kharkiv adalah kejahatan perang,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pernyataan video. “Ini adalah tindak terorisme negara di pihak Rusia.”

 BACA JUGA:Rusia Vs Ukrania, Mengapa Invasi yang Diperintahkan Putin Tantangan Besar bagi China

Seorang pejabat layanan darurat mengatakan, serangan itu menewaskan sedikitnya enam orang dan mencederai 20 lainnya.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, bahwa serangan bom Rusia terhadap infrastruktur sipil yang terjadi hari Senin di Kharkiv “melanggar hukum perang.”

 BACA JUGA:Rusia Peringatkan Warga Kyiv untuk Menyelamatkan Diri karena Akan Diserang

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengesampingkan tuduhan kejahatan perang dan mengatakan kepada wartawan bahwa “Pasukan Rusia tidak melakukan serangan apa pun terhadap infrastruktur sipil, dan kawasan permukiman.”

Ukraina juga melaporkan Selasa (1/3) bahwa pasukan dari sekutu Rusia, Belarus, telah memasuki kawasan Chernihiv, Ukraina.

Di Polandia, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, NATO akan meminta pertanggungjawaban Rusia dan Belarus atas apa yang terjadi di Ukraina.

“Presiden Putin telah menghancurkan perdamaian di Eropa. Sekutu-sekutu mengutuk invasi brutal dan zalim terhadap Ukraina. Serangan Rusia sama sekali tidak dapat diterima dan ini dimungkinkan oleh Belarus,” kata Jens.

Stoltenberg menegaskan, bahwa NATO tidak akan mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina, juga tidak akan berpatroli di angkasa Ukraina, sambil meminta Rusia agar segera “menghentikan perang” dan menarik mundur pasukannya.

Berbicara di samping Presiden Polandia Andrzej Duda, Stoltenberg berterima kasih kepada Polandia karena membuka perbatasannya untuk pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di Ukraina.

Badan pengungsi PBB Selasa (1/3) menyatakan lebih dari 660 ribu orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, telah melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Kamis.

Kantor HAM PBB melaporkan sedikitnya 136 warga sipil tewas di Ukraina. “Korban sesungguhnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi,” kata Juru Bicara Kantor HAM PBB, Liz Throssell dalam konferensi pers.

“Bagi musuh, Kyiv adalah target utama,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pesan video pada Senin (28/2) malam. “Kami tidak akan membiarkan mereka mendobrak pertahanan ibu kota, dan mereka mengirim para penyabot kepada kami … Kami akan melumpuhkan mereka semua.”

Kremlin menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin memberitahu pemimpin Prancis Emmanuel Macron dalam percakapan telepon hari Senin bahwa suatu penyelesaian hanya dapat terjadi jika “kepentingan keamanan Rusia yang sah” dipertimbangkan, termasuk demiliterisasi Ukraina.

Australia pada Selasa (1/3) mengumumkan rencana untuk mengirimkan misil-misil ke Ukraina sebagai bagian dari paket bernilai 50 juta dolar. PM Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan bahwa bantuan letal dan nonletal datang sebagai tanggapan atas seruan Zelenskyy kepada sekutu-sekutu Ukraina agar mengirimkan dukungan bagi militer negaranya untuk melawan invasi Rusia, dan “itulah persisnya yang kami lakukan,” kata Morrison.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya